ISLAMTODAY ID—Para “global elit” di Davos dalam keadaan sangat ketakutan, terbukti saat Forum Ekonomi Dunia (WEF) minggu ini, pemimpin WEF Klaus Schwab berulang kali mengoceh tentang strategi capai “Kerja Sama di Dunia Terfragmentasi”, setelah “Great Reset” yang mereka cetuskan membawa krisis dunia menuju perang dunia III.
Sementara diagnosisnya tentang “fragmentasi paling kritis” diprediksi akan sangat suram, Schwab berpendapat bahwa “semangat Davos adalah positif” dan pada akhirnya kita semua dapat hidup bahagia dalam “ekonomi berkelanjutan hijau”.
WEF di Davos minggu ini adalah soal menghujani opini publik dengan mantra baru. Ada “Sistem Baru” yang disampaikan, mengingat kegagalan dari Great Reset yang dahulu banyak dipuji, sekarang tampak seperti masalah maka perlu diganti dengan mantra yang baru.
Para global elit membutuhkan perangkat keras baru, keterampilan pemrograman baru, bahkan virus baru untuk dapat tetap mempertahankan kekuatan mereka di dunia.
Namun untuk saat ini semua yang tersedia adalah “polikrisis”: atau, dalam bahasa WEF, “kelompok risiko global terkait dengan efek gabungan.”
Mereka mengeluh tentang geopolitik yang “mengancam”, yang merupakan kode untuk Rusia-China, bersama dengan Iran.
Namun, nyatanya persoalan bukan berasal dari Rusia, China maupun Iran, para global elit WEF-lah yang melakukan kesalahan dengan terus menyokong Empire of Chaos (AS-NATO) dan “petualangan” mematikannya di Global South (Dunia Bagian Selatan).
WEF tidak hanya gagal untuk meramalkan semua krisis ekonomi besar baru-baru ini, dan juga terkait dengan deindustrialisasi Kolektif Barat yang melahirkan neoliberalisme.
Menurut Pepe Escobar analis geopolitik global menyebut bahwa para global elit di Davos adalah orang-orang yang akan menciptakan “Perang Dunia yang akan datang” hal ini didorong secara aktif oleh komplotan rahasia neo-kontra dan neoliberal deep state di AS.
Perlawanan Rusia, Jurang Kejatuhan AS
Para antropolog, sejarawan, ahli demografi, dan analis geopolitik mengutarakan berbagai kritikannya atas apa yang dilakukan global elit dunia khususnya dalam menyokong berbagai tindakan berbahaya AS & NATO yang dapat menimbulkan perang besar baru dengan Rusia.
Bahkan, Emmanuel Todd penulis asal Prancis sekaligus analis geopolitik global menyebut dalam bukunya bahwa sebenarnya perang dunia ketiga telah dimulai.
Perang Dunia baru sedang berlangsung: Dengan “beralih dari perang teritorial terbatas ke bentrokan ekonomi global, antara kolektif Barat di satu sisi dan Rusia yang terkait dengan China di sisi lain, ini menjadi Perang Dunia”.
Ukraina, kata Todd, membuat kesalahan, menghitung bahwa keadaan Ukraina yang membusuk akan segera runtuh.
Tentu saja dia merinci bagaimana Ukraina dipersenjatai habis-habisan oleh aliansi militer NATO.
“Mereka (Rusia) tahu bahwa AS, Inggris, dan Polandia dapat mengizinkan Ukraina untuk berperang dalam waktu yang lama. . Poros fundamental NATO sekarang adalah Washington-London-Warsawa-Kiev.”
Sementara itu situasi ini menjadi bumerang bagi AS dimana “Perlawanan ekonomi Rusia telah berhasil memimpin negara-negara lain untuk melawan sistem kekaisaran AS. Sebelumnya, tidak ada yang pernah meramalkan bahwa ekonomi Rusia akan mampu bertahan bahkan melawan hegemoni kekuatan ekonomi AS * & NATO”.
Akibatnya, “kontrol moneter dan keuangan AS atas dunia dapat runtuh”.
Dan itulah mengapa “kita berada dalam perang tanpa akhir, dalam bentrokan yang kesimpulannya adalah akan selesai bila terjadi runtuhnya salah satu pihak.”
Jadi apa yang dapat dilakukan Rusia saat ini adalah “memposisikan dirinya kembali sebagai kekuatan besar, tidak hanya “anti-kolonialis” tetapi juga konservatif dalam hal agama dan adat istiadat tradisional.” (Rasya)
Artikel ini adalah terjemahan dari artikel Pepe Escobar berjudul “Escobar: ‘Fragmented World’ Sleepwalks Into World War III” yang diterbitkan oleh Zerohedge.com