ISLAMTODAY ID-Kepala Komando Pusat AS mengklaim dalam sebuah wawancara bahwa latihan tembakan langsung dengan Israel membuktikan bahwa militer AS dapat berperang dengan banyak musuh secara bersamaan.
Latihan perang besar-besaran bersama AS-Israel yang dilakukan minggu ini akan mencakup simulasi pengeboman situs nuklir Iran, klaim media Israel.
Berita Channel 12 melaporkan Selasa (24/1/2023) bahwa situs nuklir tiruan Iran di gurun Negev akan terkena 100 ton bahan peledak.
Meskipun outlet tersebut gagal mengutip sumber klaim tersebut, pernyataan Senin (23/1/2023) dari seorang pejabat senior militer AS tampaknya mengkonfirmasi sentimen tersebut.
“Tidak akan mengejutkan saya jika Iran melihat skala dan sifat dari kegiatan ini dan memahami apa yang mampu kita berdua lakukan. .” ungkap Jenderal Michael “Erik” Kurilla, komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) kepada NBC News, seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (25/1/2023)
Kurilla merayakan latihan perang tersebut sebagai “latihan paling signifikan antara Amerika Serikat dan Israel hingga saat ini.”
‘Juniper Oak 23.2,’ seperti yang disebut CENTCOM sebagai latihan tembakan langsung.
Lebih lanjut, latihan ini dilaporkan akan melibatkan sekitar 6.400 tentara Amerika, 1.100 personel Israel, empat pembom B-52, empat jet tempur F-35, 45 pesawat tempur F/A-18 Hornet, dua drone MQ-9 Reaper, dan 12 kapal – termasuk kelompok penyerang kapal induk AS.
CENTCOM mengunggah ulang video promosi untuk latihan tersebut pada hari Selasa (24/1/2023) beberapa saat setelah menghapus video aslinya, yang secara keliru menyebut latihan perang tersebut sebagai “Juniper Talk”.
Kurilla menggambarkan serangan simulasi terhadap Iran sebagai ancaman bagi sebagian besar dunia.
Selain itu, juga sebagai janji bahwa militer AS tidak terlalu berlebihan di Ukraina untuk terus menggunakan hegemoni militer di sebagian besar dunia, di paling sedikit.
“Apa yang menurut kami ditunjukkan oleh latihan ini adalah [bahwa] kami dapat melakukan dua agenda (Ukraina & Iran) pada saat yang bersamaan,” ungkap komandan CENTCOM tersebut.
Latihan perang, yang dimulai Senin (23/1/2023), akan berakhir pada Jumat (27/1/2023)
(Resa/Sputniknews)