ITD NEWS—-Pemerintah Amerika Serikat (AS) berusaha mati-matian untuk menyumbat satu kebocoran di sistem ekonomi mereka satu demi satu, tetapi apa yang terjadi jika seluruh sistem tiba-tiba runtuh?
Situasi inilah yang terjadi sekarang dimana AS berada di tengah-tengah krisis perbankan yang paling parah sejak 2008, dan akan segera menjadi jauh lebih buruk.
AS telah menyaksikan kegagalan bank terbesar kedua dan ketiga sepanjang sejarah negaranya, dan sekarang dilaporkan bahwa 186 bank lagi “berisiko bangkrut”
Menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank awal bulan ini, 186 bank alami resiko kebangkrutan akibat dari setengah nasabah mereka memutuskan untuk menarik dana akibat kepanikan.
Selain itu terjadinya kenaikan nilai suku bunga agresif Federal Reserve untuk meredam inflasi telah menurunkan nilai aset bank seperti obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek.
“Penurunan baru-baru ini dalam nilai aset bank sangat signifikan meningkatkan kerapuhan sistem perbankan AS,” tulis para ekonom dalam makalah baru-baru ini yang diterbitkan di Social Science Research Network.
Tak perlu dikatakan lagi, bank-bank ini menyadari bahwa mereka dalam bahaya, dan koalisi bank-bank menengah benar-benar memohon kepada regulator federal untuk menutup semua simpanan yang tidak diasuransikan setidaknya selama dua tahun ke depan.
Koalisi bank menengah AS meminta regulator federal untuk memperpanjang asuransi FDIC untuk semua simpanan selama dua tahun ke depan, dengan alasan jaminan diperlukan untuk menghindari perginya nasabah yang lebih banyak.
“Melakukan hal itu akan segera menghentikan eksodus simpanan dari bank-bank kecil, menstabilkan sektor perbankan dan sangat mengurangi kemungkinan lebih banyak kegagalan bank,” kata Koalisi Bank Ukuran Menengah AS dalam surat kepada regulator yang diterbitkan oleh Bloomberg News.
Jika regulator federal tidak melakukan ini, sejumlah besar uang akan terus ditransfer dari bank kecil dan menengah ke bank yang lebih besar.
Tapi analis menyatakan bahwa langkah seperti itu tidak mungkin terjadi sekarang.
Hal itu lantaran jika setiap rekening bank di AS tiba-tiba dijamin sepenuhnya oleh pemerintah federal, orang-orang kaya AS akan segera menarik uang mereka dari bank-bank Eropa di mana sebagian besar saldo mereka di bank-bank Eropa tidak diasuransikan sepenuhnya.
Sistem perbankan Eropa sudah tertatih-tatih di ambang kehancuran, dimana situasinya saat ini juga sangat mencekam, bank terbesar di Swiss UBS baru saja menyetujui pembelian darurat Credit Suisse…
Krisis Perbankan 2023: Asal Usul-nya dan Dampaknya Bagi Masa Depan
Bank terbesar Swiss, UBS, telah setuju untuk membeli saham saingannya yang tumbang Credit Suisse dalam kesepakatan penyelamatan darurat yang bertujuan membendung kepanikan pasar keuangan akibat kegagalan dua bank AS awal bulan ini.
“UBS hari ini mengumumkan pengambilalihan Credit Suisse,” kata Bank Nasional Swiss dalam sebuah pernyataan. Dikatakan penyelamatan itu akan “mengamankan stabilitas keuangan dan melindungi ekonomi Swiss.”
UBS membayar 3 miliar franc Swiss ($3,25 miliar) untuk Credit Suisse, sekitar 60% lebih rendah dari nilai bank ketika pasar tutup pada hari Jumat. Pemegang saham Credit Suisse sebagian besar akan terhapus.
Jadi untuk melindungi bank asing, bank kecil dan menengah di AS akan dibiarkan bangkrut.
Tetapi jika sejumlah besar bank kecil dan menengah mulai bangkrut, AS akan dengan cepat jatuh ke dalam mimpi buruk ekonomi.
Pada hari Sabtu, Zero Hedge memposting salah satu tweet penting soal situasi krisis AS…
“Jika banyak bank mulai bangkrut di negara ini, aktivitas ekonomi akan menyusut secara substansial dan kita (AS) benar-benar akan menghadapi depresi besar lainnya”.
Pada titik ini, kondisinya sangat memprihatinkan sehingga aktor ekonomi terpenting AS Warren Buffett terlibat secara pribadi untuk mengatasi krisis AS ini.
Warren Buffett dari Berkshire Hathaway Inc. telah menghubungi pejabat senior dalam pemerintahan Presiden Joe Biden dalam beberapa hari terakhir saat krisis perbankan regional terungkap.
Ada banyak percakapan antara tim Biden dan Buffett dalam seminggu terakhir, Seruan tersebut berpusat pada Buffett yang mungkin berinvestasi di sektor perbankan regional AS dalam beberapa cara, tetapi miliarder tersebut juga telah memberikan saran dan panduan secara lebih luas tentang gejolak saat ini.
AS Hadapi Gelombang PHK Massal
Krisis yang terjadi di AS membuat banyak perusahaan besar melakukan PHK massal dimana terbaru Disney bersiap untuk melakukan PHK putaran kedua.
Setelah mengumumkan rencana untuk memangkas hampir 7.000 pekerjaan, Disney dilaporkan menginstruksikan para manajer untuk mengusulkan pemotongan anggaran dan menyusun daftar karyawan yang akan diberhentikan dalam beberapa minggu mendatang.
Tidak jelas apakah Disney akan memulai PHK dalam gelombang kecil atau memotong ribuan karyawan sekaligus, tetapi perusahaan akan mengumumkan setidaknya 4.000 karyawan saat ini akan kehilangan pekerjaan sekitar bulan April, menurut Business Insider.
Di seluruh Amerika, perusahaan besar melepaskan pekerjanya.
Kehancuran finansial yang hebat telah dimulai, dan para pemimpin AS tampaknya sangat tidak yakin tentang cara menanganinya karena ini adalah puncak gunung es dari kegagalan sistem ekonomi kapitalisme AS. (Rasya)