ISLAMTODAY ID-Tentara Israel melakukan operasi besar-besaran di kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki saat fajar pada hari Senin (21/4/2023), menewaskan tiga warga Palestina dan melukai enam lainnya.
Sejumlah besar pasukan Israel, disertai dengan buldoser, menyerbu kamp pengungsi Balata di dekat kota Nablus dengan tembakan senjata berat, yang menyebabkan konfrontasi bersenjata dengan warga Palestina.
Kementerian kesehatan Palestina mengidentifikasi tiga pria yang tewas sebagai Mohammed Zaytoun, 32, Fathi Rizk, 30, dan Abdullah Abu Hamdan, 24.
“Salah satu yang terluka berada dalam kondisi kritis,” ungkap organisasi Bulan Sabit Merah Palestina.
Saksi mata mengatakan tembakan dan ledakan keras mengguncang kamp, sementara pasukan Israel mengerahkan penembak jitu di atas atap, dan mencegah ambulans dan petugas medis memasuki kamp untuk mengevakuasi yang terluka, menurut kantor berita Wafa.
Orang-orang Israel juga menyerbu puluhan rumah di kamp tersebut, merusaknya saat mereka menggeledah isinya.
“Kami mendengar suara tentara, jadi kami menutup pintu rumah dan duduk di kamar. Hanya dua menit kemudian, mereka meniup [membuka] pintu dan sekitar 50 tentara menyerbu rumah kami,” ungkap Um Ali Awais kepada Middle East Mata, seperti dilansir dari MEE, Senin (22/5/2023).
“Mereka tidak mengizinkan kami untuk pindah dan berurusan dengan kami seolah-olah kami adalah domba. Mereka menempatkan kami di salah satu kamar dan kemudian membawa kami ke dapur. Saya merasa jantung saya akan berhenti karena ketakutan. Mereka bahkan tidak biarkan aku minum air.”
Enam orang Palestina ditangkap dan diborgol ke kendaraan militer setelah penggerebekan rumah, termasuk penyerangan terhadap pemilik dan intimidasi terhadap wanita dan anak-anak.
“Saat penggerebekan rumah, kami mendengar suara tembakan keras dan jeritan pemuda memanggil ambulans. Kami tidak tahu pada saat itu apa yang terjadi karena kami terjebak di rumah kami, tetapi kami kemudian mengetahui bahwa tiga pemuda tertembak mati oleh tentara,” ungkap Ummu Ali.
Setidaknya 117 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat sepanjang tahun ini, dengan 34 lainnya tewas di Gaza. Sebanyak 18 orang Israel telah dibunuh oleh orang Palestina selama periode yang sama.
“Apa yang terjadi malam ini di kamp pengungsi Balata adalah pembantaian yang sebenarnya dan kelanjutan dari perang total yang telah diumumkan Israel terhadap warga Palestina,” ungkap juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh.
Laporan lokal mengatakan pasukan Israel menghancurkan rumah keluarga Abu Shallal, tanpa memberi tahu keluarga tetangga, mengakibatkan kerusakan material pada rumah di sekitarnya dan melukai dua orang, termasuk seorang gadis muda.
Tentara Israel mencegah ambulans memasuki kamp, memaksa kru medis untuk mengambil rute alternatif yang lebih panjang untuk mencapai yang terluka.
“Kami menerima banyak laporan tentang korban, tetapi semua pintu masuk ke kamp ditutup. Kami mencoba berkoordinasi melalui Palang Merah untuk menjangkau mereka, tetapi pasukan pendudukan Israel tidak menanggapi,” tambah Jibril.
Karena banyaknya panggilan yang diterima Bulan Sabit Merah, kru ambulans tidak bisa lagi menunggu dan terpaksa masuk dengan risiko sendiri, dengan satu ambulans datang di bawah tembakan Israel.
“Kami tiba di sebuah rumah di mana empat orang terluka. Dua dalam kondisi sangat serius dan dinyatakan meninggal di rumah sakit, sementara dua lainnya stabil,” ungkap Jibril.
Sebuah tim medis berusaha menyelamatkan pemuda lain dalam perjalanan ke rumah sakit, tetapi jalan mereka diblokir sekali lagi, dan pria itu meninggal karena luka-lukanya.
(Resa/MEE)