(IslamToday ID) – Ajudan presiden Rusia Nikolai Patrushev mengatakan Moskow tidak akan membiarkan kekuatan asing di Laut Hitam mempertahankan kehadiran angkatan laut permanen di wilayah tersebut.
“Rusia tidak berniat membiarkan siapa pun melemahkan posisinya di kawasan tersebut,” kata Patrushev dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Rusia yang dikutip, Selasa (12/11/2024) seraya menambahkan bahwa kehadiran angkatan laut permanen negara-negara non-Laut Hitam di perairan tersebut yang melanggar Konvensi Montreux tidak akan ditoleransi.
Ia lebih lanjut menunjukkan bahwa Armada Laut Hitam Rusia masih mempertahankan kemampuan tempurnya dan siap untuk mengusir semua ancaman angkatan laut, meskipun faktanya tindakan agresif Kiev di wilayah tersebut dikoordinasikan oleh spesialis NATO.
Sementara itu, Patrushev menunjukkan, AS dan Inggris telah kehilangan sebagian besar kekuatan angkatan lautnya yang dulunya sangat besar.
Angkatan Laut Inggris, misalnya, menderita kekurangan pelaut yang parah karena dinas angkatan laut tidak lagi bergengsi di sana, katanya.
“Tanda-tanda kemunduran kekuatan angkatan laut juga terlihat di AS,” tambah Patrushev.
“Di atas kertas, mereka memiliki armada yang besar, tetapi pada kenyataannya, moral para pelaut rendah, kekurangan personel yang kronis, kurangnya kemampuan perbaikan dan pekerja galangan kapal.”
Rusia, di sisi lain, mempertahankan statusnya sebagai salah satu kekuatan angkatan laut terkemuka di dunia dan angkatan laut Rusia terus melaksanakan semua tugasnya, termasuk yang paling penting pencegahan nuklir.
“Lawan kita harus tahu bahwa perisai nuklir angkatan laut Rusia selalu menjaga negara kita,” kata Patrushev lagi.
Dia menyebutkan selama wawancara bahwa sementara AS dan sekutu Eropanya mengejar militerisasi Laut Baltik, Rusia mengambil langkah-langkah tambahan untuk melindungi dirinya setelah Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO dan dengan latar belakang ledakan Nord Stream.
“Saat ini, memastikan keamanan di kawasan Baltik merupakan tugas militer dan politik yang paling penting. Sejak bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO, serta di tengah ledakan Nord Stream, Rusia telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk melindungi integritas teritorial dan kedaulatan ekonominya,” kata Patrushev kepada surat kabar tersebut.
Ia juga memperingatkan bahwa Amerika Serikat tampaknya bertekad untuk memicu eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah dengan dalih melakukan operasi angkatan laut di sana untuk melindungi lalu lintas maritim.
Tujuan akhir dari tindakan ini adalah untuk memfasilitasi redistribusi pasar energi dan untuk memberikan tekanan terhadap negara-negara seperti India dan Cina yang tertarik pada pasokan energi dari luar negeri. [ran]