(IslamToday ID) – Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein, pada 22 November menyatakan bahwa negaranya menghadapi ancaman “serius, jelas, dan nyata” dari Israel. Baghdad, menurutnya, telah mengambil langkah internal dan eksternal untuk mengatasi ancaman tersebut.
“Realitasnya adalah ada ancaman nyata. Oleh karena itu, Irak tidak boleh terdorong ke dalam perang. Hal ini dijelaskan secara rinci kepada para pemimpin politik dan fraksi, di mana perdana menteri memberikan penjelasan mendalam tentang risiko bertindak melawan negara mana pun dari wilayah Irak,” ujar Hussein dalam pidatonya di Konferensi Perdamaian dan Keamanan Timur Tengah (MEPS24).
Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, telah mengarahkan pasukan bersenjata untuk mengambil tindakan tegas terhadap pihak mana pun yang menggunakan wilayah Irak untuk melancarkan serangan. Sementara itu, pemerintah Irak terus melakukan upaya diplomatik dengan ibu kota negara-negara barat yang berpengaruh untuk menghentikan eskalasi di Irak.
Kelompok di bawah payung Perlawanan Islam di Irak (IRI) yang bersekutu dengan Unit Mobilisasi Populer (PMU) telah melakukan serangan hampir setiap hari terhadap target Israel selama setahun terakhir. Pernyataan dari kelompok-kelompok tersebut menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut hingga pembantaian warga sipil di Gaza dan Lebanon dihentikan.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Sudani mengecam upaya Israel untuk “memperluas perang” di Asia Barat, setelah Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengirim surat ke Dewan Keamanan PBB yang mendesak “tindakan” terhadap perlawanan Irak dan menekankan hak Tel Aviv untuk “melindungi diri.”
“Irak menolak ancaman ini; keputusan perang dan damai adalah hak negara Irak, dan tidak ada pihak yang diperbolehkan merebut hak ini. Irak menolak terlibat dalam perang, selain tetap teguh pada posisi moral untuk mengakhiri perang dan berusaha memberikan bantuan kepada rakyat Palestina dan Lebanon,” kata Sudani, menyebut surat Katz sebagai “dalih dan argumen untuk menyerang Irak.”
Juru bicara pemerintah, Bassem al-Awadi, menambahkan bahwa Irak menghadapi ancaman keamanan serius dari Israel setelah eskalasi militer baru-baru ini. “Baghdad sedang bekerja untuk memastikan stabilitas internal dengan memperkuat pasukan keamanan Irak dan meningkatkan koordinasi dengan negara-negara regional untuk menghadapi ancaman ini,” ujarnya kepada Sky News Arabia.
Sementara itu, pejabat dari pihak terkait PMU menyebutkan bahwa Washington telah memberikan “tekanan kuat” pada Israel untuk mencegah respons terhadap serangan IRI yang mendukung rakyat Palestina dan Lebanon. Militer AS juga meningkatkan pengawasan di sepanjang perbatasan Irak–Suriah untuk memantau pergerakan kelompok IRI. Sebelumnya, sekutu Kurdi AS di Suriah dituduh membebaskan ratusan pejuang ISIS di wilayah perbatasan dengan Irak.[sya]