JAKARTA, (IslamToday.id) — Segenap Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dilaporkan akan menjadwalkan silaturahim dengan sejumlah tokoh pemuka agama Kriten dan Katolik pada pekan depan. Hal ini dilakukan menyusul viralnya potongan video ceramah ‘salib’ Ustadz Abdul Somad (UAS).
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Abbas, mengatakan pertemuan tersebut rencananya dilangsungkan pekan depan.
“Saya sudah mengontak Sekjen PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia), pak Gomar Gultom. Jadi saya mau ketemu pemuka Kristen dan Katolik,” pungkas Anwar Abbas, Kamis (22/8), dilansir dari ROL.
Selain dalam rangka untuk mendinginkan dan menenangkan suasana, pimpinan MUI juga akan mendiskusikan cara memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait perbedaan teologi.
Anwar Abbas mengatakan, pihaknya akan mencoba untuk berdiskusi dengan pemuka agama Kristen dan Katolik terkait perbedaan teologi yang saat ini masih sering kali tidak dapahami oleh para pemeluk agama.
“Maka MUI akan berdiskusi dengan tokoh agama lain, bagaimana sebaiknya. Karena masing-masing agama punya hak dan undang-undang juga menjamin keyakinan dari agama masing-masing,” tandas Anwar.
Menurut Anwar Abbas, umat agama lain tidak sepatutnya marah, sebab video itu menyampaikan tentang keyakinan agama Islam, terlebih lagi ceramah disampaikan di dalam masjid kepada umat Islam.
“Bagi saya, ya, kalau ada orang Kristen bicara di geraja kepada jamaahnya, tentang teologi dan keyakinannya yang bertentangan dengan teologi keyakinan saya, ya, saya sebagai orang Islam jangan marah, dong,” jelas Anwar.
Anwar menegaskan, setiap agama, baik itu Islam, Kristen ataupun Hindu, berhak dan dilindungi untuk menyampaikan keyakinan teologinya masing-masing kepada jamaahnya.
Setiap agama, lanjut Anwar, memang memliki konsep teologi dan keyakinan yang berbeda. Untuk itu, semua pihak diharapkan agar memahami adanya perbedaan itu.
“Kalau seandainya ini dipersoalkan, sampai kiamat pun tidak akan selesai,” tutur Anwar.
Sebelumnya, potongan video ceramah UAS yang membahas salib dan patung mendadak viral di kalangan warganet. Pada Rabu (21/8) kemarin, UAS pun mendatangi kantor pusat MUI untuk memberikan klarifikasinya.
5 Poin Klarifikasi UAS
UAS menekankan bahwa potongan videonya itu menjelaskan tentang akidah agama Islam. Selain itu, ceramah tersebut ia disampaikan di dalam masjid atau hanya kepada kalangan umat Islam.
UAS menegaskan ceramah soal salib bukan tema kajian atau topik ceramah yang dipilihnya. Pernyataan UAS mengenai salib itu dalam konteks tanya jawab dengan jamaah.
“Saya sebagai warga negara yang baik, ingin menjelaskan jangan sampai masyarakat menjadi hiruk pikuk disebabkan oleh isu media sosial bahwa ceramah saya yang diviralkan itu adalah menjawab pertanyaan bukan tema kajian, bukan inti permasalahan karena saya punya kajian di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau setiap subuh Sabtu, satu jam materi setelah itu tanya jawab ketika itulah ada masyarakat yang bertanya lalu saya menjawab maka video itu menjawab pertanyaan,” tuturnya di kantor MUI Pusat.
Berikut ini 5 poin klarifikasi UAS mengenai ceramahnya tentang salib:
Bismillahirrohmanirohim
Assalamulaikum Wr Wb
Ada lima poin yang saya sampaikan.
Yang pertama, saya sebagai anggota komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau datang bersilaturahim ke Majelis Ulama Indonesia pusat, jadi kehadiran saya adalah kehadiran tidaklah dapat disebut bawahan ke atasan karena kami bukan karyawan perusahaan tapi silaturahim antara ustaz-ustaz di daerah dengan alim ulama di pusat alhamdulillah silaturahim kami ini berjalan baik
Yang kedua saya sebagai warga negara yang baik, ingin menjelaskan jangan sampai masyarakat menjadi hiruk pikuk disebabkan oleh isu media sosial bahwa ceramah saya yang diviralkan itu adalah menjawab pertanyaan bukan tema kajian, bukan inti permasalahan karena saya punya kajian di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau setiap subuh Sabtu, satu jam materi setelah itu tanya jawab ketika itulah ada masyarakat yang bertanya lalu saya menjawab maka video itu menjawab pertanyaan.
Ketiga, bahwa itu disampaikan di tengah komunitas masyarakat muslim di dalam masjid di tempat tertutup di tengah umat Islam dalam kajian khusus Sabtu subuh, bukan di Damai Indonesiaku TV One, bukan tablig akbar di tanah lapang stadion sepakbola, bukan di waktu ramai sampai 100 ribu orang tapi pengajian.
Poin yang keempat bahwa saya sedang menjelaskan akidah, keyakinan seorang muslim. Bagaimana dalam Islam diajarkan Innal malaikata, sesungguhnya malaikat la tadkhulul buyut, tidak masuk ke dalam rumah, fiha tamasil, kalau di dalam rumah itu ada patung, mengapa malaikat tidak mau masuk ke dalam rumah yang ada patung, karena di antara tempat-tempat tinggal jin adalah patung. Oleh sebab itu penjelasan itu saya jelaskan untuk menjaga akidah umat Islam saya tidak sedang dalam kapasitas perbandingan agama, atau berdebat atau berdialog tapi menjelaskan akidah umat Islam
Kelima itu bahwa sudah berlangsung, saya tidak lagi memberikan kajian rutin subuh setelah keliling tablig akbar, tapi itu lebih kurang tiga tahun yang lalu. Itulah yang dapat saya sampaikan.