SUKOHARJO, (IslamToday ID) – Akademisi yang juga cendekiawan muslim, Adian Husaini menyatakan orangtua harus bisa menjadi guru bagi anak-anaknya. Terutama suami atau ayah yang merupakan pemimpin keluarga, haruslah paham benar bahwa kewajibannya tidak hanya memberi makan keluarga, tetapi juga mendidik anak-istri agar selamat dunia dan akhirat.
“Bahkan harus lebih dari itu, anak-anak harus disiapkan untuk menjadi khaira ummah atau menjadi umat terbaik, yakni menjadi pejuang penegak kebenaran dan penghalang kemungkaran,” kata Adian saat menjadi pembicara di acara bedah buku karyanya “Kiat Menjadi Guru Keluarga” di Toko Buku Arafah, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Sabtu (8/12/2019).
Menurutnya, ada beberapa materi yang harus dikuasai oleh orangtua agar bisa memainkan perannya sebagai guru keluarga. Pertama, islamic worldview. Yakni orangtua harus paham tentang konsep-konsep pokok dalam Islam, seperti Islam sebagai agama wahyu dan perbandingannya dengan agama-agama lainnya.
Alquran juga bukan produk budaya atau hasil karya manusia. Alquran adalah kitab suci otentik yang lafaz dan maknanya dari Allah. Sehingga cara menafsirkannya pun unik, tidak sama dengan teks-teks lainnya.
“Dalam islamic worldview, agar bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, orangtua perlu memahami keunikan Islam yang memiliki uswatun hasanah (teladan kehidupan) yang lengkap dan final. Islam adalah satu-satunya agama wahyu yang murni. Islam juga bukan agama budaya yang berkembang terus mengikuti perubahan budaya,” jelas Adian di bukunya.
Kedua tentang pendidikan anak. Orangtua wajib tahu tentang definisi ilmu, adab menuntut ilmu, dan jenis-jenis ilmu. Sehingga bisa mengarahkan anaknya untuk menempuh pendidikan yang benar dan tepat. “Menuntut ilmu adalah wajib. Kewajiban itu tidak akan bisa dipenuhi jika orangtua tidak tahu apa itu ilmu dan bagaimana cara mencarinya,” ujar Adian.
Ia melanjutkan, kewajiban orangtua tidak hanya mencari uang untuk menyekolahkan anaknya. Orangtua juga punya kewajiban untuk mencari ilmu agar bisa mendidik anak-anaknya dengan baik.
Selain menuntut ilmu dan mendidik anak-anaknya, orangtua juga harus paham tentang fiqhud dakwah. Yakni orangtua harus pula menyiapkan anak-anaknya menjadi pejuang. Jangan sampai anak-anaknya belajar belasan tahun, tapi tidak memiliki cita-cita untuk berjuang dan mengamalkan ilmunya.
“Jiwa pejuang inilah yang harus terus ditanamkan pada anak-anak, agar kehidupan mereka lebih berarti. Anak-anak kita bukan spesies monyet yang hanya mencari makan dan bersenang-senang. Tapi mereka adalah pewaris para nabi yang misi utamanya menegakkan kalimat tauhid dan berakhlak mulia,” ungkap Adian.
Selanjutnya, orangtua juga harus paham tentang fiqih keluarga sakinah, pemikiran kontemporer, dan sejarah peradaban Islam. Itu semua untuk menambah wawasan orangtua agar bisa menjadi guru terbaik bagi anak-anaknya.
“Yang perlu kita camkan adalah bahwa tanggung jawab pendidikan anak itu ada pada orangtua, bukan pada sekolah, pesatren atau universitas. Sehingga penting dan mendesak sekali pemahaman tentang bagaimana orangtua bisa menjadi guru keluarga,” pungkas Adian. (wip)