JAKARTA, (IslamToday ID) – Pemerintah akan mencabut subsidi tabung gas 3 kg atau gas melon pada semester II tahun ini. Hal itu ditegaskan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Elpiji ini tantangan kita di 2020. Secara prinsip elpiji 3 kg hanya untuk masyarakat yang berhak, sedang persiapan subsidi langsung pada masyarakat. Mudah-mudahan pertengahan tahun ini bisa diterapkan,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Selasa (14/1/2020).
Menurutnya, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenko Maritim dan Investasi, dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan terkait skema penyaluran agar tepat sasaran. “Berbagai sektor terkait setuju untuk elpiji 3 kg secara tertutup hanya untuk masyarakat yang berhak,” ucapnya.
Djoko mengatakan beberapa skema yang muncul untuk penyaluran subsidi yakni dengan menggunakan kartu atau barcode yang terhubung dengan perbankan.
“Uji coba di beberapa tempat pakai kartu, Pertamina pakai QR code. Nanti yang beli elpiji 3 kg langsung terekam. Misal, beli tiga tabung Rp 100.000, nanti langsung transfer ke QR ini. Data sudah ada, kebijakan seperti apa, belum diputuskan,” ujarnya.
Penyaluran subsidi yang tepat sasaran, menurutnya, akan menghemat anggaran subsidi elpiji hingga 15 persen. “Kalau pertengahan tahun bisa hemat 10-15 persen pada tahap awal,” ujarnya.
Djoko mengatakan, nantinya harga elpiji 3 kg sesuai dengan harga pasar seperti elpiji 12 kg. “Elpiji 12 kg, tinggal dibagi 3 atau 4 saja, nanti kita lihat,” ujarnya.
Harga elpiji 12 kg saat ini berada di
kisaran Rp 141.000. Berarti per kg-nya Rp 11.750. Mengacu pada perhitungan
tersebut, harga gas melon nantinya akan menjadi Rp 35.250. Naik sekitar 75
persen dari harga saat ini di kisaran Rp 20.000.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Mohammad Hidayat menambahkan elpiji 3 kg yang
disalurkan ke masyarakat mencapai 6,9 juta ton per tahun.
“Ke depan, subsidi bukan pada komoditasnya, tapi pada penerima yang berhak. Pada orang yang berhak sehingga saving makin besar,” ujarnya.
Sekretaris PT Pertamina
(Persero) Tajudin Noor mengatakan tengah mengkaji sistem penyaluran elpiji 3 kg agar tepat sasaran sesuai rencana Kementerian ESDM tersebut. “Kita masih mengadakan kajian secara mendalam sistem dan
pola penyaluran bagaimana yang akan dipakai,” katanya, Selasa (14/1/2020).
Ia menambahkan kajian tersebut tengah dilakukan untuk
menentukan penetapan basis data yang dipakai sebagai dasar. Khususnya terkait
penetapan yang berhak mendapat subsidi elpiji 3 kilogram tersebut. “Tentunya dalam hal ini kami akan mendukung pemerintah
untuk menyampaikan usulannya, namun kita sementara akan berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait,” jelas Tajudin. (wip)
Sumber: Republika.co.id, CNNIndonesia.com