CIMAHI, (IslamToday ID) – Presiden Jokowi mengakui bahwa
pemerintah Indonesia memiliki opsi untuk mengevakuasi warga negara Indonesia
(WNI) dari Wuhan, China. Hanya saja, opsi
tersebut belum bisa dilakukan karena sejumlah hal.
Menurut Jokowi, alasan utama di balik belum dievakuasinya WNI dari China karena kebijakan pemerintah setempat yang masih
mengunci (lock down) 15 kota yang
warganya paling banyak terinfeksi virus korona, terutama Wuhan. Pemerintah Indonesia pun tak bisa sembarangan mengeluarkan
orang dari dalam kota-kota tersebut.
“Berkaitan dengan evakuasi WNI kita yang ada di Wuhan dan 15 kota lain, yang
di locked, tentu saja pemerintah
memiliki opsi untuk evakuasi. Tetapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci,” ujar Jokowi usai meninjau Puskesmas Cimahi Selatan, Cimahi, Jawa Barat,
Rabu (29/1/2020).
Meski langkah evakuasi urung dilakukan, Jokowi menjamin komunikasi dengan seluruh WNI yang masih bertahan di kota-kota
terisolasi tetap berjalan baik. Ia memastikan KBRI di China terus memantau kondisi WNI di sana, termasuk mendata kebutuhan logistik.
“Paling penting komunikasi antara KBRI dengan mahasiswa dan masyarakat yang
ada di sana selalu terjalin dengan baik. Nanti dalam 4-5 hari urusan logistik
yang akan dicarikan solusi,” ujar Jokowi.
Hingga Selasa (28/1/2020), pemerintah China mengonfirmasi 81 kematian dan 2.761 kasus infeksi virus korona baru yang berasal dari Wuhan. Libur Tahun Baru Imlek juga diumumkan
untuk diperpanjang hingga 2 Februari. Masa libur tiga hari lebih panjang
dibandingkan jadwal yang ditetapkan sebelumnya, yakni pada 30 Januari.
Jumlah kasus terkait virus korona baru yang dikonfirmasi di China telah meningkat
sekitar 30 persen. Perusahaan-perusahaan di negara itu juga telah menutup
kegiatan untuk sementara waktu. Sebagian perusahaan meminta stafnya bekerja
dari rumah untuk mengekang penyebaran virus ini.
Hampir setengah dari infeksi virus korona baru terjadi di Hubei, provinsi di mana Wuhan berada. Para pejabat
kesehatan China mengatakan jumlah kematian akibat
virus yang memunculkan gejala mirip flu ini di provinsi tersebut bertambah
menjadi 76 dari 56.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis
Almasyhari mendesak agar pemerintah segera mengevakuasi WNI yang masih berada
di Wuhan. Ia berharap Kementerian Luar Negeri RI
bisa meminta pemerintah China membuka jalur evakuasi WNI yang saat ini masih berada di Wuhan dan sekitarnya.
“Kemenlu segera desak pemerintah RRT (Republik
Rakyat Tiongkok) agar bisa berikan pertimbangan dan saran tindakan evakuasi,
sudah makin banyak korban. Hari ini saja meningkat dua kali lipat yang
sebelumnya hanya 2.000-an menjadi 4.000 lebih, dengan korban meninggal lebih
dari 100 jiwa,” kata Kharis dalam keterangan
tertulisnya.
Ia menjelaskan, belasan negara berupaya mengevakuasi warganya dari kawasan
virus korona. Ia berharap para WNI bisa
langsung dibawa ke Indonesia apabila dimungkinkan atau dievakuasi keluar dari
wilayah karantina dan tetap berada di wilayah China.
“Pemerintah harus siapkan kondisi terburuk seperti evakuasi dan karantina sesuai
dengan SOP penanganan internasional dalam menghadapi virus ini, sehingga WNI yang dievakuasi harus dipastikan kesehatan dan keselamatannya
sebelum sampai ke Tanah Air,” kata politikus PKS
tersebut.
Kendati demikian, Kharis mengapresiasi travel warning yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri hari ini ke
Provinsi Hubei, China. Namun, ia mengingatkan agar lebih
baik diperluas bukan hanya Provinsi Hubei, tapi juga ke semua wilayah karantina
di China agar untuk sementara waktu WNI tidak berkunjung terlebih dahulu. (wip)
Sumber: Republika.co.id, Detik.com