JAKARTA, (IslamToday ID) – Aksi unjuk rasa 212 yang digelar di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta, Jumat (21/2/2020), berlangsung penuh semangat. Ribuan orang yang hadir mendesak agar aparat penegak hukum tegas dalam menghadapi koruptor di negeri ini.
“Gantung, gantung, gantung koruptor. Gantung koruptor sekarang juga,” begitu teriak Imam Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Muhsin bin Zaid Alatas menyemangati peserta aksi dari atas mobil komando.
Yel-yel itu selaras dengan tema Aksi 212 “Berantas Mega Korupsi, Selamatkan NKRI”. Habib Muhsin lantas menyoroti mega korupsi yang saat ini terjadi di Indonesia. Salah satunya kasus gagal bayar polis nasabah PT Asuransi Jiwasraya yang mengakibatkan negara merugi Rp 13,7 triliun. Ia turut menantang KPK untuk menyelesaikan kasus yang ditangani Kejaksaan Agung tersebut.
“Jika KPK tidak bisa kasih hukum ke koruptor, gimana kalau rakyat yang menghukum? Setuju tidak?” ungkap Habib Muhsin yang disambut teriakan setuju dan takbir dari para peserta.
Orator lainnya juga mendesak agar orang-orang yang terlibat dalam mega korupsi yang merugikan negara hingga belasan triliun rupiah itu dihukum secara tegas. “Dalam hukum agama, kalau orang mencuri hukumannya adalah potong tangan. Kalau korupsi Jiwasraya bukan hanya tangan, tapi yang mereka pakai otak,” ungkap salah seorang orator dari atas mobil komando.
“Otak ada di mana? Di kepala? Betul? Kalau gitu yang dipotong bukan cuma tangannya. Tetapi yang dipotong apanya dong?” lanjutnya. Sontak jamaah yang hadir dengan suara lantang menjadi dengan kompak menjawab, “Kepalanya!”
Teriakan itu turut disambut gema takbir peserta aksi. Saat ini, aksi dihentikan sejenak, tepatnya setelah kumandang adzan. Peserta aksi ada yang bergegas mencari air wudhu dan menunaikan ibadah shalat ashar.
Massa yang mayoritas berpakaian putih-putih membawa berbagai atribut, seperti bendera Merah Putih dan spanduk berisikan desakan pemberantasan korupsi. Aksi dimotori Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama, dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Aksi rencananya digelar di depan Istana, Medan Merdeka Utara. Namun, karena akses ke sana ditutup, mereka menyampaikan aspirasi di kawasan Patung Kuda. Akses ditutup dengan kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat atau sekitar kantor Kemenko Polhukam. (wip)
Sumber: Detik.com, Rmol.id