JAKARTA, (IslamToday ID) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali membuka kran impor untuk komoditas pangan. Setelah sebelumnya gula pasir, kini impor diberlakukan untuk bawang putih sebanyak 25.000 ton.
Konon, volume impor bawang putih itu masih terlalu kecil jika dibanding dengan rencana estimasi kebutuhan sebelumnya yang mencapai 62.000 ton. Seperti biasa, impor ini sebagai langkah antisipasi untuk mencukupi pasokan hingga bulan Ramadan dan Lebaran 2020.
Izin impor juga diklaim untuk menjaga pasokan bawang putih yang menurun akibat penyebaran wabah virus corona.
“Masyarakat jadi khawatir, sulit untuk ke luar rumah sehingga terjadi kepanikan dalam berbelanja bahan pokok. Namun, saya imbau agar masyarakat berhati-hati dalam mengambil sikap, termasuk untuk tidak melakukan panic buying,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto, Rabu (4/3/2020)
Menurut Agus, agar kran impor tersebut nantinya bermanfaat bagi masyarakat, pihaknya juga akan memperkuat regulasi dengan menetapkan harga acuan barang dan harga eceran tertinggi (HET). Aturan dikeluarkan demi mengontrol harga.
“Penguatan regulasi Kemendag, antara lain dengan mengatur harga acuan, HET, distribusi bahan pokok, dan pemantauan dan pengawasan,” jelasnya.
Agus mengklaim pihaknya telah menstabilkan harga bahan pokok dan menjaga nilai inflasi pangan dalam tiga tahun terakhir.
“Inflasi dapat terkendali di bawah 5 persen, di tengah kondisi cuaca ekstrem yang cukup mengganggu kelancaran produksi dan distribusi pangan khususnya 2019 lalu,” katanya.
Menurut Agus, kendati neraca perdagangan Indonesia defisit 3 miliar dolar AS pada tahun 2019, nilai inflasi di bawah 5 persen menunjukkan peningkatan kinerja dibandingkan 2018.
Lebih lanjut, Agus menegaskan, perlunya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah beserta pelaku usaha agar pasokan dan harga bahan pokok tetap terkendali.
Rencananya, Agus akan menurunkan Tim Penetrasi Pasar ke 205 pasar di 82 kabupaten untuk mengawal kelancaran dan kecukupan pasokan bahan pokok di pasar hingga Lebaran.
Ia menjelaskan, apabila ditemukan potensi kurangnya pasokan, maka tim akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, satgas pangan, serta Perum Bulog untuk segera menyuplai langsung kepada para pedagang di pasar.
Presiden Jokowi memerintahkan Mendag Agus Suparmanto untuk memastikan ketersediaan dan kecukupan bahan pokok saat bulan puasa. Perintah itu dirasa perlu karena situasi saat ini sedang tidak normal setelah pengumuman dua WNI positif terinfeksi virus corona.
“Pasokan harus cukup. Ini sebentar lagi dihadapkan pada yang namanya Ramadan. Hati-hati lho ini. Kebutuhan pasokan bukan hanya untuk industri, tapi juga konsumsi,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Mempertebal Stok
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat stok bawang putih secara nasional hanya mencukupi hingga akhir Maret tahun ini. Impor sudah pasti akan dilakukan untuk kembali mempertebal stok. “Setelah itu pasti ada lagi impor,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi, Minggu (9/2/2020).
Menurutnya, impor bawang putih masih dilakukan lantaran komoditas tersebut merupakan tanaman subtropis. Bawang putih akan memiliki kualitas baik bila ditanam di dataran tinggi. Meski begitu, Kementan berupaya untuk bisa swasembada bawang putih.
Untuk mencapai swasembada, ia memperhitungkan Indonesia perlu memiliki lahan bawang putih seluas 60.000 hektare dengan produktivitas mencapai 10 ton per hektare. “60.000 Hektare kecil lah, kami bisa cari lahan itu,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, stok bawang putih yang ada saat ini merupakan sisa dari impor bawang putih tahun lalu. Pada akhir Desember 2019, Kementan mencatat sisa stok bawang putih mencapai 133.120 ton.
Adapun kebutuhan konsumsi bawang putih nasional mencapai 600.000 ton per tahun. Secara keseluruhan, penanaman bawang putih di dalam negeri hanya menutupi kebutuhan konsumsi nasional sebesar 5 persen, selebihnya berasal dari impor.
Sementara itu, Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) memproyeksikan kebutuhan akan bawang putih sampai Mei 2020 atau sampai Lebaran mendatang bisa mencapai 160.000 ton. Sehingga, besaran impor yang akan dilakukan Kemendag dirasa kurang dari kebutuhan ideal.
“Prediksi kebutuhan bawang putih menjelang bulan Ramadan dan Lebaran berdasarkan pengalaman kami pada tahun-tahun lalu adalah Maret 45.000 ton per bulan. April karena menjelang puasa itu naik 20 persen jadi 55.000 ton. Dan Mei yang sudah bulan puasa dan menjelang Lebaran naik lagi 40 persen jadi 60.000 ton per bulan. Sehingga total kebutuhan sampai Mei harusnya 160.000 ton. Jadi masih ada kekurangan kurang lebih 100.000 ton,” ungkap Ketua II Pusbarindo, Valentino, Kamis (3/3/2020). (wip)
Sumber: Katadata.co.id, Detik.com, CNNIndonesia.com