IslamToday ID – Anggota Fraksi Nasdem Lisda Hendrajoni cemas, lantaran lambannya pemerintah menanggulangi wabah corona virus (Covid-19). Jika terus seperti ini ia khawatir, Indonesia akan bernasib sama seperti Italia.
Menurut Lisda, lambannya penanganan pemerintah terlihat dari kurangnya penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan dan kurangnya rumah sakit rujukan korban dari virus Corona.
Akibanya, tersebut membuat masyarakat yang terinfeksi oleh belum tertangani secara maksimal. Selain itu, kekurangan APD juga beresiko membuat padara tenaga jesehatan terinfeksi.
“Saya selalu memantau perkembangan penanggulangan Covid 19 ini. Saya lihat masih kurangnya masker, rapid test dan Alat Pelindung Diri bagi petugas kesehatan. Jika barang itu belum juga sampai ke rumah sakit-rumah sakit rujukan tentu kita sulit menanggulangi kondisi ini,” ungkap Lisda Sabtu (4/4/2020)
Kurangnya rumah sakit rujukan untuk korban Covid 19 juga tidak luput dari sorotannya. Kondisi ini juga terjadi di daerah-daerah yang menjadi zona merah. Akibatnya penanganan dan perawatan bagi pasien mulai dari status ODP, PDP hingga yang terinfeksi menjadi sangat lamban.
“Kita minta pemerintah untuk berkonsentrasi penuh mengatasi masalah ini dengan penanganan yang cepat dan maksimal. Karena saya lihat penularan terus terjadi dan yang terinfeksi terus meningkat,” urai anggota komisi VIII itu.
Anggota Fraksi Nasdem dsri dapil Sumatera Barat ini mengaku risau melihat perkembangan kasus Corona beberapa hari terakhir. Sebab penanganam wabah corona belum signifikan menekan angka penularan.
Ia khawatir jika pemerintah tidak bergerak cepat, maka kondisi Indonesia akan sama dengan terjadi di negara-negara Eropa yang saat ini kewalahan menghadapi pandemi Covid 19.
“Jangan sampai kita seperti Italia karena lalai dan tidak mengantipasi dengan cepatpenularan dan penanganan virus ini. Insha Allah kita bisa keluar dari situasi sulit ini,” pungkasnya
Hingga saat ini jumlah kasus covid-19 di Indonesia terus bertambah. Namun masyarakat mulai meragukan data yang dirilis pemerintah. Hal ini menyusul adanya perbedaan data korban meninggal anatara pemerintah pusat dan daerah.
Sementara itu hingga Sabtu kemarin (4/4/2020, Ikatan dokter Indonesia (IDI) telah mengkonfirmasi sebanyak 16 dokter meninggal karena terinfeksi covid-19.
Di media sosial Ahad (5/4/2020) jumlah dokter yang meninggal dikabarkan bertambah.
Berikut ini Para Dokter Korban COVID-19, in
1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI)
3. drg. Amutavia Pancasari Artsianti Putri, Sp. Ort (RSUD Jati Sampurna, Bekasi)
4. drg. Yuniarto Budi Santosa, M.Kes (Dinkes Kota Bogor)
5. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
6. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
7. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta)
8. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
9. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
10. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan)
11. drg Budi (RSUD Kota Bogor)
12. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU)
13. dr. Toni Daniel Silitonga (Dinkes Bandung Barat)
14. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan)
15. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
16. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS.
17. dr. Maas Musa Sp.A (Serpong).
18. Drg. Roselani Odang Sp.Pros (suami masih di ICU)
19. dr. Anneke Suparwati, MPH (Dosen FKM UNDIP)
20. Prof. Dr Nasrin Kodim MPH
21. dr. Bernadette
22. dr. Lukman Shebubakar SpOT
23. dr. Ketty Herawari
24. dr. Adi Santoso
25. drg. Gunawan Oentaryo, kes
Penulis: Arief Setiyanto