IslamToday ID –Surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditandatangai staf khusus (stafsus) Presiden, Andi Taufan Garuda Putera untuk para camat, mengantarkan pada dugaan adanya bagi-bagi ‘kue’ di Istana. Khusunya untuk stafsus milenial Presiden Jokowi.
Gara-gara kecelakaan’ surat itu, akhirnya terungkap bahwa Andi Taufan selain sebagai stafsus presiden, juga merupakan CEO PT Amartha Mikro Fintek. Dalam surat yang dikeluarkannya, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah menjalin ‘proyek’ dengan PT. Amartha dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19.
Ruang Lingkup ‘proyek itu antara lain edukasi terkait corona virus dan pendataan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) di Puskesmas. Program ini menyasar area Jawa, Sulawesi dan Sumatera.
Mekipun, Andi Taufan telah meminta maaf atas maladministrasi yang dilakukan dan mencabut surat tersebut, rupanya hal itu tidak meredam kegaduhan. Publik justru semakin tajam mengorek dugaan bagi-bagi kue di Istana untuk stafsus Presiden. Jokowi.
Bagi-bagi Kue
Sorotan kemudian mengarah pada stafsus Presiden Jokowi yang lain, yakni Belva Devara. Politisi Demokrat, Rachland Nashidik melalui akun twitternya meminta klarifikasi Presiden Jokowi terkait profesi lain Belva Devara.
“Pak Jokowi apakah benar “stafsus milenial” Presiden, Belva Devara, adalah pemilik dan CEO Ruang Guru?” tanya Rachland Selasa (14/4/2020)
Seperti dilansir blog.ruangguru.com, Belva Devara adalah pendiri dan Direktur Utama Ruangguru. Ia ditunjuk secara resmi sebagai staf khusus Presiden Jokowi dan diumumkan di Istana Presiden, Kamis, 21 November 2019.
Selama menjalankan tugas sebagai stafsus Presiden, Belva tetap menjabat dan menjalankan tugas sehari-harinya sebagai Direktur Utama di Ruangguru.
“Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Presiden, saya diharapkan untuk terus berkarya di posisi saya saat ini sebagai direktur utama Ruangguru, tidak tercabut dari akar saya di sektor teknologi, sehingga dapat memberikan masukan inovasi baru yang relevan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tugas ini adalah tambahan tanggung jawab dari tugas sehari-hari saya sebagai direktur utama di Ruangguru,” ujarnya Belva
Dari laman yang sama, ruang guru dengan unit usahanya, Skill Academy by Ruangguru, merupakan mitra resmi Kartu Prakerja dalam program pelatihan online dan di bawah naungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Rachland mengatakan, ruangguru merupakan satu dari 8 mitra mitra yang ditunjuk pemerintah untuk memberikan pelatihan bagi peserta kartu prakerja. Program pelatihan online ini digelontor dengan total anggaran dari negara sebesar Rp. 5,6 Triliun.
“Duit segede itu diperebutkan delapan perusahaan aplikator yang ditunjuk. Jadi, bila dibagi, masing-masing aplikator punya potensi meraup 700 Miliar. Menggiurkan Sob? “ imbuh Rachland
Muhammad Said Didu turut memberikan sentilan. Mantan Staf Khusus Menteri ESDM ini mengatakan, ada etika yang harus dipegang oleh pejabat publik. Antara lain, tidak menjadi penikmat jabatan dan tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi, saudara ataupun kelompok.
“Jika kedua hal tersebut sudah tidak bisa dilakukan maka saatnya mereka sadar bahwa dirinya tidak cocok jadi pejabat publik,” ujarnya
Kontroversi
Presiden Jokowi setidaknya memiliki 13 staf khusus. Sebanyak tujuh orang dari kalangan milenial.
Tujuh staf khusus dari kalangan milenial itu adalah Angkie Yudistia (pendiri Thisable Enterprise), Gracia Billy Yosaphat Membrasar (CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford), dan Aminuddin Ma’ruf (manta Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Kemudian, Putri Indahsari Tanjung (CEO dan Founder Creativepreneur), Adamas Belva Syah Devara (Pendiri Ruang Guru), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke), dan Andi Taufan Garuda Putra (pendiri Lembaga Keuangan Amartha).
Sejak awal sudah muncul kontroversi tentang stafsus milenial Presiden Jokowi. Mulai dari tidak adanya kewajiban mereka bekerja secara penuh, gaji yang besar, hingga upaya pencitraan yang dilakukan oleh Jokowi.
Presiden sejak awal menyatakan, para staf khusus barunya tak harus berkantor di Istana Presiden setiap hari. Sebab, sebagian dari mereka merupakan pengusaha muda yang memimpin perusahaan masing-masing. Ada pula yang kini berniat melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi.
“Tidak full time, (karena) beliau-beliau sudah memiliki kegiatan dan pekerjaan,” kata Jokowi usai memperkenalkan tujuh staf khusus milenialnya ke publik di Istana Merdeka, Kamis (21/11/2019).
Meski tak bekerja penuh di Istana, mereka akan tetap mendapatkan gaji sebesar Rp 51 juta per bulan. Gaji tersebut sudah termasuk gaji pokok, tunjangan kerja, dan tunjangan pajak penghasilan.
Aturan soal gaji imereka tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 144 Tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten dan Pembantu Asisten.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun, sejak awal telah mengingatkan, jika keberadaan stafsus tersebut hanya akan membebani anggaran negara yang lebih besar.
“Pekerjaan mereka hanya memberikan opini dan pendapat saja. Kalau hanya itu, lebih baik Presiden dibantu ahli-ahli yang tak diikat jam kerja, cukup diikatkode etik, tidak perlu diberikan kompensasi puluhan juta,” ujarnya
Penulis: Arief Setiyanto