“Presiden yang memihak investor dalam segala keputusan, itulah yang disaksikan rakyat banyak. Prabowo nampaknya kelilipan,”
-M Rizal Fadillah-
IslamToday ID –Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tiba-tiba muncul dan memberi ‘kejutan’. Ia melontarkan pernyataan pembelaan terhadap Presiden Jokowi, ditengah derasnya kritik terhadap pemerintah.
“Saya bersaksi, bahwa Beliau [Jokowi] terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Saya melihat dari dekat cara-cara beliau mengambil keputusan, yakni selalu memikirkan keselamatan rakyat kecil,” ujar Prabowo
Pernyataan ini dinilai bertentangan dengan persaksian atau perasaan rakyat, masyarakat menilai pemerintahan Jokowi tidak berorientasi pemihakan pada rakyat miskin dan lemah.
Selama ini rakyat dihimpit dengan berbagai kebijakan yang memberatikan. Antara lain Kenaikan iuran BPJS, Penanganan corona yang penuh kegagapan, kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) yang mengakibatkan para tenaga medis terinvensi dan meninggal dunia.
Di sisi lain, pemerintah justru memberia karpet merah untuk kepentingan asing. Misalnya terungkapnya kepentingan bisnis asing dibalik kartu Prakerja, Pembahasan RUU Omnibuslaw yang terus berjalan di tengah pandemi corona virus, memanjakan pengusaha batu bara royalty nol persen dan penghapusan batas luas eksplorasi, tidak menurunkan harga BBM padaha harga minya dunia anjlok.
“Presiden yang memihak investor dalam segala keputusan, itulah yang disaksikan rakyat banyak. Prabowo nampaknya kelilipan,” kata M Rizal Fadillah, Pengamat Politik Dan Kebangsaan seperti dilansir dari gelora.co Sabtu (25/4/2020)
“Beberapa pengamat menilai seorang Letnan Jenderal TNI, bekas pesaing yang dinilai sebagai pemenang Pilpres, mantan Pangkostrad dan Danjen Kopasus bisa bersaksi seperti itu hanya jika ada dalam ‘todongan senjata’. Itupun jika ia pengecut,” imbuhnya
Menurut Rizal, konsekwensi dari pidato itu akan membuat ketidakpercayaan pada Prabowo semakin banyak pula. Di disi lain, ada pula yang bersyukur bahwa dalam Pilpres kemarin Prabowo dikalahkan’
“Sebab jika menang pun, watak pecundang seperti yang terbaca saat ini tidak juga membuat kebaikan bagi negeri,” pungkasnya
Sementara itu, Pemerhati Budaya Politik, Himawan Sutanto, melihat ada pesan implisit dibalik pidato Prabowo. Dalam pidato itu tersirat pesan bahwa secara legitimasi politik Jokowi sudah habis.
Oleh karena itu, Prabowo juga meminta agar seluruh kader dan pendukungnya tetap percaya kepada langkah politiknya. Ia memastikan tidak akan mengambil keputusan yang merugikan partai. Terlebih masuknya ia dalalam koalisi adalah satu keputusan yang berat.
“Prabowo meyakini adanya ketidakpercayaan kepada Istana terhadap penanganan wabah virus ini yang tidak jelas. Lalu Prabowo ingin menyatakan pada pendukungnya bahwa dia masih ada dan konsisten ingin membantu rakyat,”ujarnya
Fakta
Pujian Prabowo untuk Presiden Jokowi di kritik aktivis HAM, Natalius. Menurutnya kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi untuk rakyat miskin sangat rendah. Pigai mengungkapkan, sebelum pandemi Corona Covid-19 melanda Indonesia, jumlah orang miskin sudah 24 juta.
Indeks kematian ibu 308 per 100 ribu kelahiran yang hidup. Jumlah partisipasi sekolah menengah pertama 67 persen terendah. Indeks ketahanan pangan rendah ke-17
Selain itu, indeks pembangunan manusia atau IPM menurun dari 108 pada 2014 jadi posisi 116 pada 2019 di dunia. Sementara itu, pengangguran naik 7,05 juta. Pertumbuhan ekonomi 2019 turun dari 5,07 persen ke 5 persen pada 2020.
“Secara statistik, Jokowi paling gagal dalam memberi perhatian kepada orang lemah dan miskin,” kata Pigai, Jumat,( 24/4/2020)
Penulis: Arief Setiyanto