Islam Today ID – ‘Si Gesits’, motor listrik bertandatangan Presiden Jokowi ‘bertengger’ di panggung konser amal BPIP, Ahad 17 Maret 2020 kemarin. Motor ini diandalkan untuk meraup donasi bagi terkhusus untuk pekerja seni dan sebagian warga yang terdampak COVID-19.
Pandemi COVID-19 tak pandang bulu. Serangannya tidak hanya mengancam jiwa, tapi juga isi kantong para seniman. Pandemi COVID-19 yang diiringi penerapan Pembatasan sosial Berskala Besar (PSBB) seolah memaksa para pekerja seni ‘berpuasa’ lebih dulu sampai panggung-panggung tempat mereka menumpahkan karya diperkenankan kembali buka.
“Pak presiden juga mendukung, dengan tanda tangan sebuah motor dan motornya akan dilelang besok, dan hasilnya akan diserahkan ke pekerja seni serta masyarakat yang terdampak,” kata Ketua Umum Yayasan Generasi Lintas Budaya Olivia Zalianty dalam konferensi pers di BNPB, Sabtu (16/5).
Begitu pula kata Ketua MPR-RI, BAmbang Soesatyo. Konser Virtual ‘Berbagi Kasih Bersama Bimbo‘ merupakan bentuk gotong royong untuk member uluran tangan kepada para seniman dan para pekerja seni yang terdampak pandemi COVID-19.
“Dalam Konser Virtual nanti, kita galang donasi dari presiden dan pejabat lainnya serta masyarakat sebagai bentuk gotong royong untuk para seniman dan para pekerja seni yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Bamsoet di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). ” kata Bamsoet di Jakarta, Sabtu (16/5/2020)
Lelang Si Gesits tampaknya cukup ‘sengit’. Anak bungsu bos MNC Grup, Warren Tanoe Soedibyo menawar motor listrik yang dikembangkan Garansindo dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan harga Rp 1,550 miliar. Kemudian politisi PDIP Maruar Sirait menawarnya Rp 2,2 miliar.
Pengusaha Manado, Gabriele Mowengkang berusaha mengakhiri lelang itu dengan menawarkan harga Rp 2,5 miliar. Namun semua tawaran itu dilibas oleh M. Nuh, yang disebut penyelenggara sebagai penguasa asal Jambi. Nuh memenangkan lelang dengan tawaran Ro 2,550 miliar untuk motor yang dipasarkan dengan harga Rp 20 juta itu.
Namun Nuh tak kunjung melunasi motor yang dimenangkannya dalam lelang Konser Amal yang digelar BPIP, MPR-RI dan Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 itu. Nuh yang disebut-sebut sebagai pengusaha asal Jambi ternyata seorang buruh harian lepas. Rumahnya di jalan Maklam, Kelurahan Sungai Asam, Kecamatan Pasar Jambi kosong tanpa jejak.
Mungkin, Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi yang mampu mengendus jejak Nuh (22/5/2020). Sebab, Kapolda Jambi yang menuturkan bahwa Pria kelahiran 19 Maret 1974 itu datang melapor ke pihak kepolisian karena takut dianggap penipu.
Menurut Kapolda, dalam keterangannya kepada kepolisian, Nuh mengira ia memenangkan undian motor memenangkan motor bertanda tangan presiden Jokowi. Namun kegembiraan Nuh tidak berlangsung lama, setelah ‘panitia konser amal menghubunginya dan meminta tebusan Rp 2,5 miliar.
Dering telpon dari penyelenggara konser terus menghantui Nuh. Ia takut dituduh melakukan penipuan. Nuh mendatangi Polda Jambi untuk meminta perlindungan.
“Yang bersangkutan setelah diwawancara, tidak paham acara yang diikuti tersebut adalah lelang. Yang bersangkutan mengira bakal dapat hadiah. Karena ketakutan ditagih, dia justru minta perlindungan,” kata Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi (22/5/2020).
Berdasarkan keterangan Kapold Jambi, M.Nuh pun telah diizinkan pulang setelah dimintai keterangan. Selain itu berbicara dalam keterangannya pada sejumlah media, Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta M. Nuh dibebaskan. Namun hingga saat ini buruh harian lepas yang memenangkan lelang motor listrik bertanda tangan presiden Jokowi menghilang tanpa jejak.
Keluarga Tanoe
Lelang dengan kejadian memalukan ini akhirnya menjadi perhatian publik. Anak bungsu CEO MNC Grup Hari Tanoe, Warren H Tanoesoedibjo akhirnya menyelamatkan malu BPIP, MPR dan Gugus tugas penanganan covid-19 yang menyelanggarakan konser itu.
Sebab ada yang aneh, Warren ditunjuk sebagai pemenang lelang. Padahal nilai lelang anak bungsu itu jauh dari harga yang ditarwarkan politisi PDIP Maruar Sirait dan Pengusaha Manado, Gabriele Mowengkang. Padahal, anak bungsu Hari Tanoe hanya menawar dengan harga Rp 1,550 miliar.
“Nama pemenang Warren Tanoesoedijo. Kami persilakan Warren Tanoesoedibjo,” kata Olivia dalam jumpa pers, di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (22/5).
Tampaknya bukan kebetulan keluarga Hary Tanoe ingin ‘menyelamatkan rasa malu pemerintah’. Ia tak ingin persoalan lelang ini diperpanjang. Toh anak bungsunya telah menebus Si Gesits.
“Jadi tadi Warren kebetulan dia adalah anak saya. Kalau sampaikan panjang lebar diwakili saya. Lelang ini menurut saya tidak perlu dipermasalahkan lagi, panitia tetapkan prosedur profesional,” ujarnya.
Hary Tanoe mengungkapkan bahwa, anak bungsunya yang baru berusia 19 tahun itu meminta ijin untuk menggunakan tabungannya pribadinya untuk mengikuti lelang. Di sisi lain, ia menyebut putranya juga penggemar berat Jokowi.
“Warren ini pengagum Pak Jokowi,” kata Hary Tanoe
Keteledoran Verifikasi Peserta Lelang
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menyebut bahwa panitia konser, pemerintah kebobolan. Mulanya konser yang dibanggakan oleh pemerintah itu dibanggakan karena menghasilkan uang Rp 4 milar. Penyelenggara sempat merasa mekipun banjir kritikan ternyata cukup sukses dan menghasilkan uang.
“Aku yakin panitianya yang kebobolan. Karena terlalu semangat untuk mendapat uang lelang yang banyak dengan harapan dapat pujian bahwa acaranya sukses,” tutur Koordinator MAKI, Boyamin (21/5/2020).
Menurut Presiden Direktur PT Balai Lelang Serasi (Ibid), Daddy Doxa Manurung, mentakan, sebenarnya telah ada aturan main, melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
“Biasanya seorang yang ingin ikut lelang itu H-3 minimal itu melihat objek barangnya dulu. Baik lelang properti atau mobil (kendaraan bermotor), mereka pasti ada kesempatan untuk ngecek beberapa hari sebelumnya untuk lihat kondisi,” ujarnya
Seharusnya peserta lelang diwajibkan menyetorkan deposit awal minimal 20% dari harga penawaran lelang. Hal itu untuk menjaga keseriusan peserta lelang.
Ia menduga karena bersifat terbuka dan bisa diikuti oleh siapa saja maka bisa jadi timbul risiko yang tidak diinginkan dari lelang motor Sigesits. Salah satu risikonya adalah pelaku lelang tidak berhasil menebus barang yang dilelang.
Penulis: Kukuh Subekti
Editor: Arief Setiyanto