IslamToday ID — Baru-baru ini Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Jokowi, dan untuk rakyat Indonesia secara umum. Dalam surat tertanggal 16 Mei 2020 itu Siti memberikan dukungan kepada Presiden Jokowi agar Indonesia bisa segera bangkit dari pandemi Corona. Meskipun hingga kini belum ada vaksin, obat yang bisa menyelamatkan seseorang dari bahaya COVID-19.
Anthony Fauci dan Vaksin Bill Gates
Ia menuliskan bahwa keterpurukan ekonomi yang tengah melanda dunia, tidak terkecuali negara adidaya, Amerika bahkan menempatkannya sebagai negara, dengan jumlah kasus dan jumlah korban meninggal yang banyak pula. Di Eropa, jumlah korban meninggal juga cukup tinggi, terutama di Italia, jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya.
Namun kesiapan dunia untuk bangkit dari keterpurukan ekonominya segera dibantah oleh Bill Gates. Ia berargumen, bahwa vaksin buatannya baru akan siap setelah 18 bulan ke depan, setelah diproduksi. Untuk itu Bill Gates mengatakan jika virus corona belum juga hilang, dia pesimis dengan kembalinya kita ke dalam situasi normal seperti dulu lagi. Seperti keberadaan wabah Flu Spanyol pada tahun 1918 yang menginfeksi sepertiga penduduk di dunia, dan menyebabkan terjadinya perubahan peradaban baru.
“Anthony Fauci mengatakan awas kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya pasti akan mengalami perburukan penularan coivid dan wabah akan lebih dahsyat lagi. Sedangkan WHO menyatakan tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021,” demikian tulis Menkes era pemerintahan SBY (16/5/2020).
Dr. David Nabarro seorang professor dari Global Health di Imperial College London dan sekarang sebagai special envoy WHO untuk covid 19. Seseorang yang ekspert di bidang vaksin, tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin memprediksi jika kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk menangani wabah Covid-19 ini.
Ia pun mengingatkan kepada kita untuk bisa hidup damai dengan Corona, karena di dunia ini pun ada penyakit yang belum ditemukan vaksin yang efektif untuk menyelamatkannya. Penyakit tersebut adalah HIV AIDS, dan demam berdarah.
Ia juga kembali mengingatkan bahwa jenis virus yang beredar di negara kini memproduksi vaksin itu memiliki perbedaan karakter dengan virus yang beredar di Indonesia. Untuk itu Indonesia harus berhati-hati, karena kemungkinan keberadaan vaksin tersebut tidak akan kompatibel dengan karakter virus yang ada di Indonesia, alhasil tidak akan efektif.
“Menurut saya andaikan vaksin dari Bill Gates dkk benar siap, kita harus ingat ketika Ejikman melakukan sequencing virus strain Indonesia, ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan ujicoba vaksin, yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia,” ujarnya.
Indonesia Harus Bangkit
Menkes Siti Fadilah, pun berujar jika pemerintah harus mengikuti apa yang disampaikan oleh Bill Gates, maka membutuhkan waktu yang lama. Kita harus memperpanjang masa PSBB, bahkan dengan resiko ekonomi Indonesia yang bisa saja terus nyungsep hingga akhir 2021. Ia pun mempertanyakan kepada kita semua apakah itu yang akan kita pilih, dengan masih menunggu keberadaan vaksin dalam jangka waktu yang lama dan belum tentu cocok.
“Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari corona. Sudah cukup kita diam di rumah sudah cukup kita tidak bekerja normal tidak sekolah seperti biasanya . Pak presiden sudah tiup peluit , memukul genderang untuk bergerak tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak.Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi tidak menguntungkan,” tuturnya.
Bangkit dari keterpurukan dan selamat dari Corona adalah langkah terbaik. Dengan cara tidak perlu membuat regulasi baru, cukup dengan memberikan kelonggaran aturan yang dilaksankan secara bertahap. Contohnya dalam pengoperasian KRL yang semula tidak boleh berjalan, maka harus kembali diizinkan dengan tingkat jumlah penumpangnya yang tidak 100%, bisa dimulai dengan 50%, dan bertahap naik menjadi 70%.
“Pergerakan warga adalah sumbu pergerakan ekonomi setidaknya ekonomi rakyat yang harus nomer satu bangkit , kalau ekonomi rakyat bangkit pemerintah akan lebih ringan tugasnya dalam memenuhi social safety net nya,” tuturnya.
Pergerakan warga tidak perlu ditakuti, haruslah dilakukan secara seimbang dengan cara yang sehat dan berhati-hati, dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Adapun protokol kesehatan tersebut adalah menggunakan masker, jarak interaksi satu meter, tidak bersentuhan dan cuci tangan. Karena pola penularan corona menurut WHO hanya melalui droplet, maka dengan penggunaan makser, cuci tangan dan jarak interakis satu meter sudah cukup.
“Pihak pemerintah hendaknya menyediakan sarana swab test molecular base made in Indonesia berdasar virus strain Indonesia karena lebih valid. BPPT sudah siap, mudahkan rakyat menjangkaunya. Siapkan pula primer untuk PCR di laboratorium, dengan basis virus strain Indonesia,” pintanya.
Selain itu pemerintah juga harus mempersiapkan rumah sakit yang telah ada menjadi lebih baik lagi, ketersediaan sarana dan prasarananya. Kembangkan terus penelitian terapi plasma yang telah dirintis oleh Ejkman. Jadikan sebagai standar prosedur resmi untuk terapi penanganan corona di rumah sakit. Cukupkan ventilator dan dokter-dokter yang sudah lebih berpengalaman selama ini.
Alhasil rakyat bisa tenang untuk kembali sehat , boleh sakit tapi kalau sakit tidak akan mati (bisa sembuh ). Artinya sewaktu-waktu diterapkan PSBB lagi tidak susah, karena sudah dianggap sebagai dinamika kehidupan dan tidak menjadi beban . Fakta yang lain terungkap bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap negara yang mempraktikan imunisasi BCG sejak lama, jumlah korbannya memiliki perbandingan satu per enam jika dibandingkan dengan negara yang tidak pernah.
“Ada penelitian dimana negara yg melaksanakan imunisasi BCG sejak lama korban corona hanya 1/6 di banding dengan negara yg tidak pernah vaksinasi BCG.Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi Kalau ekonomi menggeliat kita akan cepat hidup seperti dulu bahkan harus lebih baik dari dulu,” tuturnnya.
Adapun, cara-cara agar Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan yaitu dengan melakukan revolusi berpikir.
Pertama, pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.
Kedua, pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Political will pemerintah untuk melindungi rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.
Ketiga, kepercayaan rakyat yang penuh terhadap pemerintah maka saya yakin untuk bangkit sekarangpun kita bisa, disana kita menang. Keempat, Jangan takut. Hilangkan ketakutan dan kecemasan yang tidak perlu terhadap corona.
Penulis: Kukuh Subekti
Redaktur: Tori Nuariza