IslamToday ID –Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia. Ambisi tersebut langsung ‘dikepret’ ekonom senior Faisal Basri. Menurutnya, ambisi tersebut hanya mimpi dan omong kosong.
Sebelumnya, Luhut mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia di tahun 2026. Potensi tersebut di topang oleh kekayaan sumberdaya alam Indonesia dan peluang pasar. Dari sisi sumber daya alam, Luhut melihat ada cadangan mineral besar yang dimiliki Indonesia. Menurut Luhut, kekayaan mineral yang besar menjadi kunci untuk bermain di industry baterai lithium.
“Indonesia memiliki cadangan mineral yang cukup menjadi pemain kunci di industri baterai lithium,” kata Luhut dalam sebuah webinar, Minggu (28/6/2020) dikutip dari detik.com
Kedua, peluang pasar yang terbuka lebar. Luhut mengungkapkan, bahwa dalam beberapa tahun mendatang Eropa akan menggenjot penggunaan mobil listrik. Sehingga menurutnya, permintaan baterai lithium akan sangat tinggi.
Oleh karena itu, di tahun 2024 Indonesia akan mulai memproduksi baterai lithium dengen teknologi terakhir, yang disebut 811. Luhut berambisi Indonesia menjadi produsen baterai lithium terbesar dunia pada tahun 2026.
“Indonesia akan menjadi produsen lithium baterai salah satu terbesar di dunia tahun 2026-2027,” imbuh Luhut
Luhut menembahkan, produksi baterai lithium akan bekerjasama dengan LG dan Contemporary Amperex Technologyy (CATL).
Pengkajian potensi mineral untuk pengembangan litium telah sejak tahun 2013. Dikutip dari laman resmi Pusat Teknoligi Material Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknolog ptm.bppt.go.id kebutuhan baterai lithium yang cukup tinggi yaitu mencapai 20% per tahun. Hampir 60% penggunaan baterai lithium untuk ponsel.
Omong Kosong
Ambisi Luhut tersebut mendapat kritik pedas dari ekonom senior, Faisal Basri. Menurutnya, mustahil hal itu bisa tercapai, sebab industri baterai hanya bisa tumbuh dengan baik di tempat yang sudah banyak menggunakan baterai seperti mobil dan motor listrik.
“Mau bikin industri baterai terbesar di dunia, ya, hampir mustahil,”kata Faisal Basri Basri dalam webinar yang digelar Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rabu (29/7).
Selain itu, , hingga saat ini industri otomotif berbasis listrik belum tumbuh dengan baik di Indonesia. Kebijakan yang mendukung tumbuhnya industri kendaraan listrik masih setengah hati.
“Jadi produsen baterai terbesar di dunia? Omong kosong. Negara dapat apa? Nggak dapat apa apa, kecuali heboh-hebohnya,” imbuhnya Faisal
Penulis: Arief Setiyanto