IslamToday ID –Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai Menkeu terbaik di Asia Timur dan Pasifik. Sebelumnya, dua tahun lalu Sri mulyani juga meraih penghargaan untuk predikat yang sama.
Dilansir detik.com Sabtu (17/10/2020) Penghargaan tersebut diberikan oleh Global Markets, majalah berita ekonomi internasional yang diterbitkan saat pertemuan sidang tahunan IMF-World Bank Group. Anugerah Finance Minister of the Year East Asia Pacific itu diberikan atas kinerja Sri Mulyani dalam mempertahankan reputasi keuangan Indonesia. Terlebih kondisi yang tengah dihadapi lebih menantang dibandingkan saat ia kali pertama menjabat sebagai menteri keuangan 10 tahun lalu.
“Gelar ini merupakan salah satu bentuk keseriusan dan kerja keras seluruh jajaran Kementerian Keuangan dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia,” ujar Sri Mulyani seperti dikutip dari detik.com
Dalam pandangan Majalah Global Markets, penghargaan tersebut diraih Sri Mulyani atas prestasinya dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia. Majalah Global Markets, upaya Sri Mulyani layak diapresiasi, sebab memperlihatkan komitmen pemberian stimulus fiskal dalam bentuk perlindungan sosial, insentif perpajakan, penjaminan pinjaman, dan subsidi bagi sektor usaha yang covid-19.
Selain itu, penghargaan tersebut diraih lantaran keberanian Sri Mulyani dalam mempengaruhi keputusan untuk memperlebar defisit melebihi batas maksimum yang di tetapkan dalam undang-undang sebesar 3% dari PDB. Hal ini menjadi poin yang penting atas dipilihnya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan terbaik.
“Penghargaan tersebut hendaknya menjadi pemicu perbaikan bagi pengelolaan fiskal. Sebab, tantangan Indonesia masih berat dan panjang ke depan. Raihan ini telah menandakan kita sudah on the right track,” imbuh Sri Mulyani.
Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon mengaku banyak mendapat perntanyaan dari berbagai pihak terkait penghragaan yang di terima Menkeu Sri Mulyani. Pasalnya, realitis masyarakat merasakan ekonomi semakin sulit.
Lanjut Fadli, Indonesia memiliki beragam masalah fiscal, masalah pendapatan dari sector pajak, masalah pengeluaran pada sector masalah moneter. Selain itu, nilai tukar rupiah juga tidak kunjung menguat.”
“Dan utang semakin bertumpuk, semakin menggunung, yang akan menjadi warisan bagi anak cucu kita. Setiap orang Indonesia yang lahir akan menanggung utang yang di wariskan akibat kebijakan-kebijakan itu,” tutur Fadli melalui Chanel Youtubenya Sabtu, (17/10/2020)
“mungkin menteri keuangan kita ini terbaik di mata asing, tapi bukan di mata rakyat,” imbuh Fadli
Utang Indonesia
Sebelumnya, Bank Dunia merilis laporan International Debt Statistics (IDS) 2021 atau Statistik Utang Internasional. Laporan tersebut mencakup data utang negara-negara berpendapatan rendah-menengah hingga tahun 2019.
Dikutip dari IDS 2021, Selasa (13/10/2020), utang luar negeri Indonesia menduduki peringkat nomor 1 terbesar di antara negara-negara berpendapatan rendah-menengah di regional Asia Tenggara. Utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun (kurs Rp 14.775) pada tahun 2019. Angka tersebut naik 5,9% dari posisi utang tahun 2018 yakni sebesar US$ 379,58 miliar atau sekitar Rp 5.608 triliun.
Adapun daftar negara-negara Asia Tenggara yang berpendapatan rendah-menengah dengan utang luar negeri terbesar pada tahun 2019 sebagai berikut:
- Indonesia US$ 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun.
- Thailand US$ 180,23 miliar atau sekitar Rp 2.662 triliun.
- Vietnam US$ 118.49 miliar atau sekitar Rp 1.750 triliun.
- Filipina US$ 83,66 miliar atau sekitar Rp 1.236 triliun.
- Laos US$ 16,68 miliar atau sekitar Rp 246 triliun
- Kamboja US$ 15,32 miliar atau sekitar Rp 226 triliun
- Myanmar US$ 11,11 miliar atau sekitar Rp 164 triliun
- Timor-Leste US$ 203,4 juta atau sekitar Rp 3 triliun. [AS]