(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung sebut politik nepotisme akan beranak pinak hingga ke daerah. Pernyataan ini diungkapkan terkait kunjungan beberapa menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo belakangan ini ke Medan.
Diketahui, Pilkada Medan 2020 menampilkan paslon nomor urut 1 Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi dan paslon nomor urut 2 Bobby Nasution-Aulia Rachman.
Salah satu calon, yakni Bobby, merupakan menantu dari Presiden Jokowi. Sementara, Akhyar merupakan petahana Wali Kota Medan.
Menurutnya, kunjungan-kunjungan tersebut akan dengan mudah memicu persepsi bahwa kehadiran mereka adalah untuk ikut berperan dalam Pilkada Medan 2020.
“Saya tahu bahwa hampir seluruh kabinet Pak Jokowi mondar-mandir ke sini (Medan), pasti bawa sembako. Kita di sini tidak butuh sembako, yang dibutuhkan kemampuan menghidupi diri sendiri, yang kita butuh orang bawa akal sehat,” ujar Rocky seperti dikutip dari RMOL, Kamis (26/11/2020)
Dijelaskan Rocky, politik dengan mengandalkan sembako merupakan salah satu penyebab matinya demokrasi itu sendiri. Dan ini juga yang menurutnya sedang viral lewat buku ‘How Democracies Die’ yang dibaca oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Ia juga meyakinkan, era politik mengandalkan sembako untuk mempengaruhi pemilih ini sudah berlalu. Dan Kota Medan harus menjadi daerah yang menolak politik sembako ini.
“Bagaimana demokrasi mati justru di tangan mereka yang dipilih secara demokratis, salah satunya karena sembako. Demokrasi dikerdilkan oleh setipis amplop yang dibagi pada pemilu,” sindirnya.
“Anda bayangkan, kalau seluruh energi kabinet ditumpahkan ke Medan itu artinya ada yang mau ditopang,” tambah Rocky.
“Kalau dia nepotisme di pusat oke, diselesaikan di pusat. Tapi nepotisme pusat kemudian beranak-pinak sampai ke daerah,” kata Rocky, tanpa menyebut nama kandidat tertentu,
“Medan adalah pertaruhan apakah kita ingin hidup dengan nepotisme atau dengan demokrasi,” tambahnya.
Sebagai antitesisnya, Rocky lebih condong mendukung calon wali kota yang terbebas dari praktik nepotisme.
Sembari menyinggung hasil survei, Rocky menyebut ada keinginan masyarakat Kota Medan untuk terhindar dari nepotisme.
“Karena ada problem, bukan cuma di Medan, tapi di nasional. Medan artinya Merdeka dari Nepotisme. Dan memang itu satu satunya isu nasional, ada nepotisme,” katanya.
Sebelumnya, hasil survei Roda Tiga Konsultan menyatakan elektabilitas Akhyar-Salman 53,1 persen sementara Bobby-Aulia sebesar 37,3 persen.
Terkait kedatangan dirinya ke Medan, dituturkan Rocky, bukan untuk kepentingan memenangkan pasangan calon tertentu. Namun ia menyadari posisinya yang selalu beroposisi dengan Istana, akan memunculkan anggapan dirinya datang untuk tidak netral. “Justru saya netral, arti netral itu bebas menentukan pilihan, bukan didikte,” tegasnya.
Sebagai informasi pada Selasa (24/11), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menghadiri Seminar Nasional Strategi Investasi di Kota Medan & UMKM, di Hotel Swissbell In Medan.
Sebelumnya, Menpora Zainudin Amali juga sudah menyambangi Kota Medan. Bahkan politikus Partai Golkar itu dua pekan berturut-turut ke Medan. [wip]