(IslamToday ID) – Dakwah merupakan tugas utama para ulama. Demikian disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar. Menurutnya, dakwah merupakan pijakan tertinggi bagi para ulama.
Miftachul pun mengingatkan para ulama agar menjadi teladan bagi umat Islam saat berdakwah.
“Dakwah itu mengajak bukan mengejek sebagaimana yang kita ketahui. Merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela,” kata Miftachul seperti dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (27/11/2020).
Ia mengutip pernyataan Imam Syafii soal ulama. Menurut Imam Syafii, seorang alim adalah orang yang semua urusan, perilaku, dan sepak terjangnya selalu berkesinambungan dengan agamanya.
Miftachul berharap para ulama di Indonesia punya dasar hukum atas apa yang mereka sampaikan ke umat. Ia juga berharap para ulama Indonesia bersandar pada bayyinah atau pembuktian, bukan sekadar ikut-ikutan.
“Tugas-tugas ini saya harapkan dalam periode perkhidmatan kita ini akan mewarnai dalam kehidupan kita semuanya. Umat sedang menunggu apa langkah kita,” lanjut dia.
Sebagai informasi, Miftachul merupakan ketum MUI menggantikan Ma’ruf Amin yang masa jabatannya habis tahun ini.
Ia akan didampingi Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan. Selain itu, Ma’ruf juga masih tetap dalam struktur MUI sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.
Ia menjadi ketua umum MUI ke-8 sejak organisasi ini berdiri pada 1975. Dia juga merupakan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Di PBNU, Miftchul juga sebelumnya menggantikan posisi Ma’rufsebagai Rais Aam.
Miftachul Akhyar dikenal sebagai kiai kharismatik dan berpengaruh di kalangan warga Nahdhatul Ulama (NU). Pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953, itu dibesarkan dari tradisi keilmuan dan mengabdi dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama sejak muda. [wip]