(IslamToday ID) – Rumah Menko Polhukam Mahfud MD di Kelurahan Bugih, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur dikepung massa pada hari Selasa (1/12/2020). Massa dilaporkan mulai berdatangan sekitar pukul 13.45 WIB.
Sebelum menyambangi rumah Mahfud, ratusan orang tersebut terlebih dahulu menggelar demo di Polres Pamekasan.
Dalam aksi tersebut, massa meminta Imam Besar FPI Rizieq Shihab tak dijerat sebagai tersangka.
Setelah selesai menggelar aksi, massa yang dikabarkan dari wilayah Kecamatan Pegantenan tersebut bergerak ke rumah Mahfud. Polisi kecolongan memantau pergerakan massa yang menggunakan mobil bak. Sebagian lainnya memakai mobil pribadi.
Di depan rumah Mahfud, yang kini ditempati ibu kandungnya, massa merangsek ke pintu rumah yang terkunci.
Mereka teriak-teriak meminta penghuni rumah untuk keluar. Bahkan, ada sebagian massa yang mendorong pagar rumah tersebut. “Kalau sama-sama orang Madura, Mahfud tolong keluar. Jangan ngumpet dan temui kami,” kata salah satu massa aksi.
Namun, peserta aksi yang lain meminta massa tak membuat kerusakan di rumah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
Warga sekitar rumah Mahfud tersebut sempat panik dan ketakutan. Namun, massa tersebut hanya bertahan 5 menit di kediaman Mahfud.
Salah satu tetangga Mahfud, Halili menceritakan massa berbondong-bondong datang mulai pukul 13.45 WIB. Ia menyebut ratusan orang itu rata-rata mengenakan sarung, peci, hingga sorban. “Sekitar ratusan orang lebih yang demo. Kendaraan mereka diparkir di pinggir jalan,” kata Halili.
Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar menolak berkomentar terkait kedatangan massa di rumah Mahfud.
Sementara itu, Mahfud memastikan kediamannya yang berada di Kelurahan Bugih, Kota Pamekasan, Jawa Timur itu dalam keadaan aman.
Mahfud menegaskan saat ini sudah ada pihak yang mengamankan dan mengurus perihal peristiwa pengepungan kediamannya di Pamekasan ini.
Namun, Mahfud tak menyebut siapa saja yang mengamankan kediamannya di Pamekasan. Dalam kesempatan itu, Mahfud juga memastikan ibunya yang saat ini tengah berada di rumah Pamekasan dalam keadaan aman dan dijaga ketat. “Ibu aman,” kata Mahfud.
Sementara, FPI Pamekasan menepis tudingan bahwa pihaknya berada di balik demo di rumah Mahfud MD tersebut. “Itu tidak benar,” tegas Wakil Kepala Bidang Hisbah FPI Madura, Abdul Halim seperti dikutip dari Alinea, Selasa (1/12/2020) malam.
Ia kemudian menyampaikan kronologi singkat hadirnya massa di rumah Mahfud itu. Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi spontan dan berlangsung 5 menit setelah massa melakukan audiensi di Mapolres Pamekasan.
“Kejadian itu bukan demo. Melainkan itu massa yang ikut audiensi ke Mapolres dengan damai dan setelah itu pulang dengan tertib. Tahu-tahu dengan spontanitas massa yang pulang tersebut setelah nyampai di depan rumah Pak Mahfud, ada yang turun. Itu pun menurut informasi hanya sekitar 5 menit aja,” lanjut Jubir FPI Pamekasan ini.
Ditanya soal elemen massa yang tergabung dalam aksi tersebut, Halim hanya menyebut, mereka berasal dari berbagai pesantren dan masyarat di Madura, sambil menautkan penyataan sikap umat Islam Pamekasan.
Info yang didapat Alinea memang menyebut massa tersebut sempat menyambangi Mapolres Pamekasan untuk menyampaikan aspirasinya. Kedatangan mereka kemudian direspons Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar.
Kapolres mengatakan, intinya massa tersebut datang menyampaikan pernyataan sikap terkait dengan pemeriksaan HRS di Jakarta. “Rekan-rekan umat Islam Pamekasan memberikan pernyataan sikap. Intinya adalah memberikan aspirasi yang ada terkait dengan penanganan di Jakarta,” katanya.
Apip berharap tidak ada lagi kerumunan massa yang berpotensi melanggar protokol kesehatan.
“Setelah ini jangan sampai ada kumpulan-kumpulan dari massa, sehingga semuanya bisa mematuhi protokol kesehatan protokol Covid-19,” katanya. [wip]