(IslamToday ID) – Tim penyelam Kopaska TNI AL berhasil menemukan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Dalam konferensi pers di atas KRI John Lie 358, tim menunjukkan sejumlah puing seperti bagian ban, badan pesawat juga life vest penumpang.
“Ditemukan pecahan karena terbukti ada live vest, juga warna bagian pesawat, juga bagian dari ada registrasinya, ditemukan dari kedalaman 23 meter,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Ahad (10/1/2021).
Ia melanjutkan penyelam juga melaporkan visibility (jarak pandang) di bawah air cukup jelas, sehingga memudahkan pencarian.
Ia berharap hingga sore ini bisa ditemukan bagian lain dari pesawat dan korban, sehingga bisa dilakukan pengangkatan. “Mudah-mudahan bisa diangkat kalau tidak ada perubahan arus. Untuk kondisi sekarang, arus bagus, jarak pandang juga bagus,” imbuhnya.
Tim penyelam juga menemukan bagian tubuh yang diduga korban pesawat Sriwijaya Air. Mengutip Antara, bagian tubuh diangkat dari bawah air di kedalaman 17-20 meter pada pukul 09.40 WIB. Bagian tubuh diangkut bersama serpihan pesawat.
“Masih banyak potongan di bawah air,” kata Dankima Satkopaska Koarmada I Mayor Laut (P) Edy Tirtayasa.
Ia menjelaskan empat tim diturunkan untuk membantu pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Satu tim berada di KRI Teluk Gilimanuk, satu tim di KRI Rigel-933, dan dua tim lain berangkat menggunakan dua sea rider.
“Sebagian penyelam pernah ikut membantu evakuasi pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang pada tahun 2018 lalu,” tutur Edy.
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dipastikan jatuh di Kepulauan Seribu pada hari Sabtu (9/1/2021). Sebelumnya pesawat hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.
Pesawat sejatinya terbang dari Jakarta menuju Pontianak dan seharusnya tiba di Bandara Supadio pada pukul 15.15 WIB.
Pesawat membawa 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru. Penumpang terdiri dari 43 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.
Sementara dilakukan pencarian, baik di Jakarta maupun Kalimantan Barat dilakukan proses pengambilan sampel DNA dari keluarga penumpang.
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji mengatakan sebagian besar penumpang pesawat adalah warga Kalbar. “Kalau saya lihat sebagian besar warga Kalbar. Sudah sekitar 40-an keluarga (yang diambil sampel DNA). Kalau sudah ada saudara di Jakarta diambil sampelnya, di sini tidak diambil,” ujarnya di Bandara Supadio. [wip]