(IslamToday ID) – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan banjir bandang yang melanda Kampung Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor terkait dengan longsor yang sempat membentuk bendungan alami.
Sebelumnya, wilayah tersebut dilanda banjir bandang pada hari Selasa (19/1/2021). Sekitar 900 warga untuk sementara diungsikan ke tempat yang aman.
Kepala PVMBG Kasbani mengatakan banjir bandang itu terkait dengan posisinya di lembah yang rawan longsor. Saat hujan deras turun dalam durasi lama, longsoran tanah sempat membentuk bendungan alami di lembah.
Lama kelamaan, bendungan alami itu tak mampu menampung derasnya air hujan yang kemudian berkembang menjadi aliran bahan rombakan atau banjir bandang mulai di bagian hulu, yakni perkebunan teh.
Banjir bandang kemudian mengalir di sepanjang aliran Kali Cisampay dan melanda kawasan Agro Wisata Gunung Mas yang berada di hilir.
“Karena adanya hujan yang sangat lama dan kondisi geologinya seperti itu memang berpotensi longsor. Patut diduga potensi longsor ini menyebabkan bendungan alami yang akhirnya menyebabkan banjir bandang, diduga juga dari lembah Cisampay,” ujar Kasbani dalam diskusi virtual Badan Geologi Kementerian ESDM, Rabu (20/1/2021), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Secara umum, jelasnya, lokasi bencana pada bagian hulu berbentuk cekungan berbentuk tapal kuda dengan kelerengan agak curam hingga sangat curam, yakni lebih dari 45 derajat.
Sementara, pada lereng bagian bawah kemiringannya berkisar antara 10 hingga 20 derajat. Lokasi berada pada ketinggian antara 1.000 sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk., 1998), daerah bencana tersusun oleh batuan gunung api Gunung Pangrango yang merupakan endapan lebih tua, lahar dan lava, basalt andesit (Qvpo).
Menurut Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah Bulan Januari 2021 di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Cisarua termasuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
“Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali,” ungkap Kasbani.
Kabid Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto menambahkan bahwa kawasan agro wisata Gunung Mas dan sekitarnya perlu penataan ulang agar mengikuti kondisi geologi lokal.
“Konteks mulut lembah ini berpotensi kapan pun juga ada ancaman ini (banjir bandang). Membangun oke saja di mana juga, tapi kontrolnya tetap harus dicek lagi,” ujarnya. [wip]