IslamToday ID –Balai Arkeologi Sumatera Utara (Balar Sumut) akhirnya melakukan ekskavasi di Situs Bongal, Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah, Selasa (19/1/2021). Ekskavasi ini merupakan tindak lanjut dari penemuan beragam artefak kuno yang tersebar di situs tersebut.
Peneliti Balar Sumut, Dr. Ery Sudhewo mengungkapkan, beragam artefak yang ditemukan masyarakat di situs tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Sejumlah temuan mengindikasikan bahwa kawasan Situs Bongal dahulunya menjadi pusat aktivitas besar masyarakat dari berbagai penjuru dunia.
“Temuan masyarakat yang ada, tergolong benda-benda yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Seperti keramik dari China, pecahan-pecahan kaca dari timur tengah, koin-koin kuno dari jaman Khalifah Abbasiyah, manik-manik dan pecahan kayu yang diduga bagian kapal kuno. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian arkeologis agar dapat dipertanggung jawabkan secara akademis” tutur Ery, Selasa (19/1/2021).
Tak hanya itu, Ery mengungkapkan pihaknya juga telah melakukan uji karbon pada artefak yang ditemukan masyarakat. Hasil uji karbon menunjukan temuan tersebut berasal dari abad ke 7.
“Tentu saja hal ini mengindikasikan bahwa dikawasan Bongal pernah berlangsung sebuah kehidupan yang sangat maju pada tahun 600 hingga 700 Masehi.” ungkapnya.
Setidaknya ada tiga titik penggalian. Titik penggalian pertama berada di lahan perkebunan warga, titik penggalian kedua ada di tengah lahan sawit dan titik ketiga berada di sekitar penemuan arca Ganesha. Ery menargetkan proses penelitian ini dapat diselesaikan dalam waktu dua pekan terhitung sejak 19 Januari 2020 hingga 31 Januari 2021.
Ery berharap penelitian ini nantinya dapat memberikan gambaran baru tentang ramainya jalur pelayaran laut sekitar abad ke 7 Masehi. Sebab selama ini rara-rata literatur sejarah perdagangan hanya mengungkap eksistensi perdagangan di pesisir timur Sumatera.
“Jika memang penelitian ini selesai, harapannya kita mampu memberikan gamabaran baru tentang aktivitas perdagangan laut di kawasan pesisir barat pulau Sumatera. Karena rata-rata literatur sejarah perdagangan jalur laut selama ini hanya menunjukkan berlangsung dikawasan pesisir timur Sumatera,” tuturnya
Ia menambahkan, penelitian ini diharapkan juga memberikan sebuah gambaran baru tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara. Pasalnya, banyak temuan temuan awal di Situs Bongal yang usianya lebih awal dari pada temuan di Kawasan Barus.
“Selain itu, penelitian ini juga mengarah pada penafsiran ulang mengenai kapan awal mula masuknya Islam ke Nusantara, karena dari temuan-temuan awal telah banyak dijumpai artefak dunia Islam yang usianya lebih awal dari yang ada di kawasan Barus”, pungkas Ery.
Reporter: Muhammad Sidiq HM.
Editor: Arief Setiyanto