(IslamToday ID) – Anggota Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3), Amien Rais menilai Presiden Jokowi arogan karena menolak audiensi mengenai kasus penembakan enam laskar FPI oleh polisi.
Dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Bang Edy Channel, ia menjelaskan seharusnya kasus ini bisa dijadikan momentum untuk perbaikan penegakan HAM. Namun ternyata tidak diselesaikan dengan baik
“Tapi rupa-rupanya namanya arogansi, kemudian ya ketakaburan sedemikian komplit. Sehingga kita juga tidak lantas kecewa, tidak ada masalah karena tetap berharap pada Allah,” kata Amien, Sabtu (6/3/2021).
Meski demikian, Amien bersama TP3 ingin mengimbau kepada Jokowi untuk membuka pintu Istana guna menerima audiensi mereka. Ia juga menegaskan TP3 bukanlah kelompok yang ingin membuat huru-hara.
“Jadi, kalau Anda mau nerima kami, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, sederajat, rakyat itu sederajat dengan presidennya. Siapa tahu Anda terbuka hatinya, siapa tahu. Karena saya lihat perkembangan terakhir sudah luar biasa, kita menyadari juga kelewatan lah,” kata Amien.
Pada 3 Februari lalu, TP3 mengirimkan surat ke Istana untuk audiensi dengan Jokowi mengenai kasus penembakan enam laskar FPI. Mereka ingin Jokowi mendapat informasi dari dua pihak, bukan hanya aparat.
Namun, pengajuan audiensi ditolak melalui surat balasan dari Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan pada 25 Februari. Menurut Amien, dalam surat itu pemerintah menjelaskan akan menyelesaikan kasus ini dengan caranya sendiri.
Merespons surat tersebut, TP3 kembali mengirim surat ke Jokowi untuk menyampaikan pendapat. Menurut mereka Jokowi tidak berkenan dan tidak mampu menuntaskan kasus penembakan enam laskar FPI.
“Kami tetap akan melakukan perjuangan untuk memperoleh keadilan bagi para korban sesuai dengan Pancasila dan undang-undang yang berlaku. Atas nama TP3 tertanda Amien Rais dan Abdullah Hehamahua,” kata anggota TP3 Marwan Batubara membacakan isi surat. [wip]