(IslamToday ID) – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait mudik libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau 2021 di tengah pandemi virus corona (SARS-CoV-2).
“Sebaiknya pemerintah berhati-hati mengambil kebijakan tentang mudik,” kata Mu’ti seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (18/3/2021).
Wabah yang berjangkit di Indonesia sejak Maret 2020 itu hingga kini masih merebak. Setiap harinya ribuan kasus baru ditemukan. Hingga Rabu (17/3/2021) kemarin, jumlah kasus positif mencapai 1.437.283 orang dengan tambahan 6.825 kasus baru.
Mu’ti menilai hingga kini pandemi virus corona di Indonesia belum sepenuhnya terkendali. Kondisi tersebut ditunjukkan dari angka infeksi yang menurutnya masih tergolong cukup tinggi.
Terlebih, lanjutnya, upaya vaksinasi virus corona yang belakangan dilangsungkan pemerintah belum menjangkau masyarakat secara luas.
Data hingga Selasa (16/3/2021) lalu mencatat 4.468.829 orang atau 2,46 persen dari total sasaran 181.554.465 orang menerima suntikan vaksin Covid-19. “Jumlahnya masih sangat kecil. Selain itu, vaksinasi bukan jaminan seseorang terbebas dari Covid-19,” tuturnya.
Selain itu, Mu’ti menyinggung laju penularan virus corona yang belum bisa direm akibat warga masih banyak beraktivitas. Terlebih, menurutnya, tidak semua warga mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
“Pengalaman selama ini penularan Covid-19 terjadi setelah terjadinya kontak dan kerumunan massa, serta arus mobilitas warga yang masif dan tidak memenuhi protokol,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat mengeluarkan pernyataan bahwa tahun ini tidak akan melarang masyarakat untuk mudik lebaran. Ia mengatakan akan membuat mekanisme protokol kesehatan ketat bersama Gugus Tugas Covid-19.
“Terkait dengan mudik 2021 pada prinsipnya pemerintah lewat Kemenhub tidak akan melarang. Kami akan koordinasi dengan Gugus Tugas bahwa mekanisme mudik akan diatur bersama dengan pengetatan, dan lakukan tracing pada mereka yang akan bepergian,” kata Budi. [wip]