(IslamToday ID) – Presiden Jokowi menekankan negara D-8 harus mulai mengembangkan teknologi artificial intelligence atau AI saat menghadiri pertemuan KTT D-8 pada Kamis (8/4/2021) secara virtual di Istana Negara, Jakarta.
“Disampaikan oleh presiden adalah bahwa D-8 harus dapat mengembangkan teknologi digital. Presiden menyampaikan digitalisasi artificial intelligence, computing power big data, dan data analytics telah melahirkan terobosan-terobosan baru,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi seperti dikutip dari Kumparan.
Retno turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan KTT D-8 itu.
“Sektor tersebut merupakan ekonomi masa depan dan tentu saja D-8 harus memanfaatkan teknologi tersebut untuk menyejahterakan rakyat,” tambah Retno.
Ia menuturkan, negara D-8 memiliki potensi yang besar dan keunggulan demografi penduduk muda sekitar 323 juta orang atau sekitar 27,3 persen. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding penduduk muda negara G-7 yang hanya mencapai 135 juta orang atau sekitar 17,3 pesen dari total populasi.
Oleh sebab itu, Retno mengatakan, Jokowi ingin negara D-8 juga mulai melakukan investasi kepada kelompok muda. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, negara D-8 bisa mengembangkan industri startup berbasis syariah.
“Presiden Republik Indonesia menggarisbawahi agar inovasi dapat terus ditumbuhkan industri startup, harus terus didorong dan keunggulan D-8 sebagai negara mayoritas muslim harus dimanfaatkan dan pengembangan industri startup berbasis syariah dapat juga dikembangkan,” tutur Retno.
KTT D-8 adalah forum yang mengumpulkan negara-negara berkembang di dunia. KTT D-8 dihadiri oleh hampir semua pemimpin negara anggota D-8 yaitu Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia Mesir, Pakistan, Turki dan Nigeria.
KTT ini merupakan pertemuan tiga tahunan para kepala negara, kepala pemerintahan negara D-8. Sedangkan tema KTT ke-10 tahun ini adalah partnership for a transformatif world harnessing the power of youth and technology. [wip]