(IslamToday ID) – Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar menyatakan kapasitas jamaah salat Tarawih di masjid terbesar di Asia Tenggara itu akan dibatasi. Biasanya kapasitas jamaah yang terletak di Ibukota Jakarta itu mencapai 200.000 orang.
“Alhamdulillah, tadi keputusan rapat kami, Istiqlal sudah mulai dibuka pada bulan suci Ramadan, tetapi masih sangat terbatas. Jadi kami akan buka sampai 2.000 orang atau 30 persen dari ruang utama,” kata Nasaruddin seperti dikutip dari Liputan 6, Sabtu (10/4/2021).
Kendati begitu, ia menyatakan bila kegiatan buka puasa ataupun sahur bersama di Masjid Istiqlal ditiadakan. Sebab saat ini masjid akan digunakan untuk salat saja.
“Jadi hanya dipakai untuk Tarawih, salat lima waktu, tidak ada buka puasa, tidak ada salat lain dan tidak ada sahur. Yang ada hanya salat Magrib, salat Isya, Tarawih,” ucapnya.
Lanjutnya, usai salat Tarawih pihaknya akan melakukan penyemprotan disinfektan. “Pukul 20.00 WIB kami langsung kosongkan lagi Istiqlal, untuk disemprot lagi semuanya,” paparnya.
Selain itu, protokol kesehatan ketat akan diterapkan di Masjid Istiqlal. Mulai dari jarak antar-jamaah hingga sistem keluar masuk. Hal tersebut guna meminimalisir penularan Covid-19.
“Karena pintu yang kami buka tidak semuanya, karena bagian timur itu masih dipakai untuk pembangunan terowongan, persis di samping pintu itu, di situ ada penggalian,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan, skema ibadah Ramadan di masa pandemi. Menurutnya, ibadah salat Tarawih dan Idul Fitri secara jamaah diperbolehkan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Khusus mengenai kegiatan ibadah selama Ramadan dan kegiatan Idul Fitri yaitu salat Tarawih dan Idul Fitri. Pada dasarnya diperkenankan atau diperbolehkan. Yang harus dipatuhi adalah protokol harus dilaksanakan dengan ketat,” katanya di akun Sekretariat Presiden, Senin (5/4/2021).
Ia menambahkan, salat Tarawih itu boleh dilakukan dengan catatan harus terbatas pada komunitas. Di mana para jamaahnya sudah dikenali satu sama lain. Sehingga jamaah dari luar daerah tersebut tidak diizinkan.
“Begitu juga dalam melaksanakan salat berjamaah ini diupayakan untuk dibuat sesimpel mungkin, sehingga waktunya tidak terlalu panjang, mengingat dalam kondisi masih darurat,” ujarnya. [wip]