(IslamToday ID) – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meminta maaf atas pidato Presiden Jokowi yang mengajak warga belanja kuliner secara online bagi yang rindu dengan makanan khas daerah di tengah pelarangan mudik lebaran.
Diketahui, pidato Jokowi itu diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 5 Mei 2021. Pada saat itu, Kemendag menggelar acara Hari Bangga Buatan Indonesia.
Rangkaian dari acara Hari Bangga Buatan Indonesia itu disiarkan secara online di akun YouTube selama 28 menit 39 detik. Jokowi di acara itu mulai pidatonya di menit 8.23.
“Dari Presiden, kami mohon maaf jika terjadi kesalahan karena niat kami agar kita bangga produk dalam negeri, termasuk khas daerah dan menghargai keberagaman bangsa kita,” kata Lutfi dalam video di akun YouTube Kemendag RI, Sabtu (8/5/2021).
Menurutnya, dalam konteks pernyataan Jokowi tak lain adalah mempromosikan produk kuliner dalam negeri.
Lutfi menyampaikan, pernyataan tersebut memang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia dalam konteks yang luas. Sebab, kuliner nusantara sangat beragam dan memiliki khas masing-masing.
“Berkaitan dengan pernyataan tentang Bipang Ambawang, yang pertama kita harus melihat dalam konteks secara keseluruhan pernyataan Bapak Presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan juga membeli produk lokal,” ujar Lutfi seperti dikutip dari Kumparan.
Jagat maya tengah gaduh atas pernyataan Presiden Jokowi yang mengajak warga belanja kuliner secara online bagi yang rindu dengan makanan khas daerah di tengah pelarangan mudik lebaran.
Hal yang membuat para netizen heboh adalah di video itu, Jokowi menyebut makanan Bipang Ambawang khas Kalimantan terkait kuliner lebaran.
Seperti diketahui bipang adalah singkatan dari babi panggang. Bipang Ambawang merupakan nama restoran yang menawarkan babi panggang khas Kalimantan Barat yang populer dengan tekstur krispi.
Kutipan yang mendapat sorotan adalah pernyataan Jokowi sebagai berikut:
“Sebentar lagi lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Nah, untuk Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah.”
Sementara itu, Restoran Bipang Ambawang di Pontianak mengaku bangga namanya disebut dalam pidato Jokowi. Hal ini terungkap di akun Instagramnya. Namun unggahan itu kini sudah dihapus.
Wasekjen Gerindra Kawendra Lukistian menyayangkan pernyataan Jokowi tersebut. Ia mengatakan ajakan untuk membeli Bipang Ambawang tak relevan dengan kebiasaan umat Islam.
“Saya sangat menyayangkan sekali, dalam konteks ucapan lebaran, imbauan jangan mudik dan oleh-oleh khas lebaran. Presiden malah menyebutkan makanan yang tidak related dengan kebiasaan umat Islam,” katanya.
“Bipang Ambawang, silakan cari tahu apa itu Bipang Ambawang,” tambahnya.
Kawendra pun meminta tim komunikasi Jokowi harus dievaluasi setelah pernyataan ini menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
“Tim komunikasi presiden perlu dievaluasi, hal mendasar seperti ini kok enggak dijagain,” katanya.
Sebab, menurut Kawendra, sebagai seorang muslim Jokowi tak paham mengenai bipang. Sehingga, pihak yang bersalah adalah yang membuat konteks pidato tersebut.
“Kalau ditanya siapa yang salah, tentu yang membuat teks dalam pidato tersebut. Saya yakin Pak Presiden sebagai seorang muslim memang tidak begitu paham soal bipang tersebut,” tutup Kawendra. [wip]