(IslamToday ID) – Riak-riak kecil muncul di internal PDIP. Ini menyusul tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat pengarahan kepala daerah kader oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Padahal semua diundang, kecuali Ganjar. Ia adalah salah satu kader potensial dari partai berlambang banteng. Kabar tak sedap ini pun dibaca publik beragam, ada yang mengaitkan popularitas Ganjar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Puan Maharani.
Ada pula yang menyebutkan bahwa aksi Puan Cs terhadap Ganjar itu terkait dengan Pilpres 2024. Seperti diketahui, nama Ganjar selalu masuk dalam survei calon presiden. Kepopuleran Ganjar, sering disandingkan dengan sosok Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. Keempat tokoh ini selalu menempati posisi teratas dalam sejumlah laporan hasil survei.
Menariknya, kepopuleran Ganjar juga dibumbui dengan desas-desus merapatnya sejumlah partai kepada alumni UGM tersebut. Bahkan rumor yang beredar Partai Nasdem juga sudah siap meminang mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP itu.
Sebaliknya, nama Puan terdengarpun tidak. Kalaupun ada, namanya pasti di bawah empat tokoh tersebut. Meski demikian, kabar yang beredar Puan masuk dalam jajaran kader partai banteng yang dipersiapkan untuk bertempur pada 2024.
Puan bagaimanapun adalah trah Soekarno langsung. Wajar, jika kepopuleran Ganjar memicu riak di internal PDIP. DPD PDIP Jateng misalnya, secara blak-blakan tak terlalu menyukai sosok Ganjar. Ganjar disebut sudah kelewatan dan terlalu berambisi nyapres pada 2024.
“Tidak diundang (Ganjar Pranowo) wis kemajon (kelewatan). “Yen kowe pinter, ojo keminter (bila kamu pintar, jangan sok pintar),” kata Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto seperti dikutip dari Antara, Ahad (23/5/2021).
Politisi senior PDIP yang kerap disapa Bambang Pacul itu juga terang-terangan menyebut Ganjar yang juga Gubernur Jateng, terlalu berambisi maju pada Pilpres 2024 sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Menurut Bambang, DPD PDIP Jateng sebenarnya sudah memberikan sinyal jika sikap Ganjar yang terlalu ambisi dengan jabatan presiden tidak baik. Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umun Megawati Soekarnoputri, sedangkan di sisi lain hal itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah ketua umum.
“Hal ini ditengarai dengan tingginya intensitas Ganjar di media sosial dan media massa, bahkan Ganjar sampai rela menjadi host di YouTube-nya, padahal hal serupa tak dilakukan oleh kader PDIP lain yang juga berpotensi untuk nyapres” ujarnya.
Menurutnya, kader PDIP lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama, namun tak berani karena belum mendapatkan perintah ketua umum. “Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos. (Sudah tak kode. Kok makin nekad, ya saya kerasi). Saya di-bully di medsos, ya bully saja, saya tidak perlu jaga image saya,” katanya.
Bambang Pacul ini juga menegaskan jika elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran Pilpres yang sesungguhnya. Elektabilitas yang saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan medsos. Hal itu mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.
“Hal ini disampaikan bukan sebagai teguran bagi Ganjar yang juga kader PDIP. Ini bukan teguran, karena ia merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDIP Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri),” ujarnya.
Saat ditanyakan apakah Ganjar sudah menyatakan terang-terangan akan maju Pilpres, Bambang mengatakan, “Kalau dia menjawab, saya kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan, tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana,” tuturnya.
Kecuali Gubernur
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberi pengarahan kepada seluruh kader di Jateng untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024, tanpa mengundang Ganjar Pranowo.
Berdasarkan pantauan di lokasi pengarahan yakni di kantor DPD PDIP Jateng, Jalan Brigjen Sudiarto Semarang, Ganjar tidak terlihat. Selain itu, pada susunan acara yang beredar di kalangan media tertulis jika undangan kegiatan pengarahan oleh Puan Maharani ditujukan kepada kepala daerah dan wakil kader se-Jateng kecuali gubernur.
Khusus tulisan “kecuali gubernur” diberi tanda kurung. Ganjar sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi soal kejadian tersebut. Yang jelas, sebelum peristiwa ini banyak digunjingkan oleh kalangan politisi, Ganjar juga sudah sowan ke Megawati. Hanya tak jelas apa yang dibicarakan oleh dua tokoh politik tersebut.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menolak menjawab saat ditanya wartawan mengenai bursa Capres 2024.
“Pak, sebentar lagi kan 2024 nih. Nama Pak Ganjar ini selalu di atas nama kontestasi Pak,” tanya wartawan.
“Ya terus,” Ganjar bertanya balik seperti dikutip dari Kompas.
“Tanggapannya seperti apa Pak?” wartawan kembali bertanya.
“Tanggapannya. Arahannya sepertinya kita coba rute balik!” kelakar Ganjar yang dijawab tawa para wartawan.
Ganjar yang sedang berada di atas sepeda kemudian lanjut mengayuh sepedanya dan memutar balik ke arah Jalur Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang.
Ganjar tengah melakukan uji coba jalur sepeda di JLNT Kampung Melayu sampai dengan Tanah Abang yang diberlakukan dari pukul 05.00 WIB sampai dengan 08.00 WIB.
Uji coba ini dikhususkan untuk jenis sepeda jalan raya atau road bike. Sejak pukul 05.30 WIB, sudah banyak pesepeda yang mulai melintas di JLNT. [wip]