ISLAMTODAY ID — Club Astronomi Santri Assalam (CASA), dibawah naungan Pondok Pesantren Modern Islam Assalam, meluncurkan program “ Laboratorium Astronomi Keliling, Club Astronomi Santri Assalam Mobile Observatory (CASAMO), Rabu (26/5/2021) di Taman Bumi Assalam, Desa Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
CASAMO ini merupakan laboratorium observasi astronomi yang dapat bergerak secara mobile, dilengkapi empat teleskop tersebut senilai hampir Rp 1 miliar.
Kepala Observatorium CASA PPMI Assalaam, AR Sugeng Riyadi kepada IslamToday mengatakan bahwa gagasan CASAMO ini ia cetuskan pada tahun 2005 sekitar 16 tahun silam dan baru mampu diwujudkan pada tahun ini.
Mobile Observatory PPMI Assalam ini menjadi yang keempat di Indonesia dan merupakan yang pertama bagi pondok pesantren. Adapun tiga lainnya dimiliki satu di Planetarium Jakarta dan dua sisanya dimiliki Nahdlatul Ulama (NU), salah satunya NU Jawa Timur.
“Mobil observatory ini ya mudahnya seperti observatorium keliling, kita terinspirasi misalnya perpustakaan keliling kemudian ada ya sekarang ambulan keliling, jadi kalau ambulan itu membantu orang yang kesusahan, perpustakaan membantu orang yang mau belajar umum, membaca buku gitu ya, observatorium ini membaca sesuatu diluar bumi.” Pungkas Kepala Observatorium Assalam, AR Sugeng Riyadi, Rabu (26/5/2021).
AR Sugeng mengatakan salah satu alasan mendirikan program ini adalah dapat menjangkau masyarakat yang tidak bisa mengunjungi observatorium di Pondok Pesantren Assalam.
“Mengapa ( membuat program Camaso)? karena kita sudah punya observatorium yang statis disini ya, yang semua orang bisa berkunjung disini, nah karena berkunjung kesini, saya berharap semua orang yang tidak bisa berkunjung akan kami kunjungi” jelasnya.
Lanjutnya, dengan adanya observatorium keliling ini dapat memberikan solusi mencari tempat jauh dari polusi cahaya jika ingin mengamati langit.
“Menjadi salah satu solusi untuk kita salah satunya mengamati langit malam itu kata kuncinya adalah langit yang gelap dari polusi cahaya, sekarang namanya polusi cahaya kalau sudah malam kita sudah luar biasa. Nah untuk menemukan yang gelap itu gak mungkin observatorium kita yang disini kemudian kita minta PLN mati saat kita observasi, nggak mungkin kan, maka solusinya dengan mobil ini kita bisa mencari tempat atau daerah yang memang masih polusinya sangat minim,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Sugeng berharap dapat mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan observasi langit. Dengan mobil ini sugeng juga berharap dapat mengedukasi masyarakat yang belum memiliki kesempatan untuk datang langsung ke ponpes Assalam.
“Belum lagi pembelajaran kepada masyarakat yang bisa menjangkau lebih mudah dibandingkan kita menunggu masyarakat yang datang kesini, bahwa astronomi di Indonesia ini sangat membantu dalam ibadah baik itu,” jelasnya saat diwawancarai IslamToday.
Menurut AR Sugeng, pada awalnya CASAMO akan berkeliling secara terjadwal mengunjungi sejumlah lokasi untuk perkenalan kepada masyarakat. Selanjutnya, diharapkan masyarakat aktif untuk mengajukan permintaan agar didatangi CASAMO.
“Nanti kita akan awalnya berkunjung itu seperti memancing ya, nah lembaga mana yang akan kami kunjungi ini nanti menurut instruksi Arahan dari Direktur tentunya, mungkin barang satu bulan pertama akan aktif mengunjungi sembari kita menyebar informasi , nah setelah itu kita berharap masyarakat lah yang aktif mengajukan permohonan untuk dikunjungi ,” ujarnya.
Nantinya, masyarakat cukup mendaftar lewat formulir yang disediakan PPMI Assalaam. Selanjutnya, akan didata selama sebulan akan mengunjungi berapa lokasi.
“Permohonan untuk dikunjugi nanti akan mengisi semacam form, sehingga kita akan mendata, selama sebulan kita maksimal mengunjungi beberapa tempat dan kemana saja sehingga dari data itu.” sambungnya.
Edukasi Publik Tentang Astronomi
Casamo ini bergerak dengan menggunakan mobil Mitsubishi F71 yang dimodifikasi di Magelang. Di dalam mobil tesebut Isinya berupa seluruh peralatan canggih untuk pengamatan luar angkasa, dilengkapi empat teleskop tersebut senilai hampir Rp 1 miliar.
Adapun, teleskop canggih CASAMO beragam dari buatan China, AS, hingga Jepang.
Diantaranya Teleskop GSO classic cassegrain 8’’, HOBYM Crux 200 harmonic Drive mount, Lunt Solar System’ Telescope dan lainnya. Tak hanya itu, mobil tersebut juga dilengkapi layar LCD, genset dan AC.
Casamo nantinya akan digunakan sebagai alat untuk edukasi masyarakat tentang astronomi, juga digunakan untuk melakukan pengamatan hilal di tempat-tempat tingkat polusi cahayanya lebih rendah.
“Manfaatnya selain untuk mengamati luar angkasa, juga bisa melakukan observasi langit, penentuan awal bulan, waktu sholat, penentuan arah kiblat dan pengamatan gerhana” tandasnya.
Sementara itu, Direktur PPMI Assalaam, Uripto Yunus mengatakan, peluncuran CASAMO menunjukkan PPMI Assalaam memberikan perhatian terhadap perkembangan sains.
Ia mengatakan bahwa diharapkan para santri memiliki bekal yang mumpuni dalam bidang sains dan teknologi sehingga siap berkompetisi dalam kompetisi global.
“Juga diharapkan semakin memudahkan masyarakat umum khususnya santri dan pelajar dalam memperdalam ilmu astronomi serta memberikan manfaat secara umum. Sehingga nantinya masyarakat umum semakin familiar dan mengenal lebih dekat astronomi dan PPMI Assalaam” pungkasnya.
Apresiasi Kepala LAPAN
“Seperti yang dikatakan Kepala LAPAN Prof Thomas, CASAMO ini menjadi salah satu solusi untuk mengamati langit malam di beberapa daerah yang polusi cahaya minim dengan harapan hasilnya bisa maksinal karena tidak ada gangguan cahaya,” jelas AR Sugeng.
Selain itu, CASAMO bisa membantu masyarakat khususnya umat Muslim dalam menjalankan ibadah, seperti penentuan awal bulan, waktu shalat, penentuan arah kiblat, maupun pengamatan gerhana.
Peluncuran CASAMO dihadiri Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof Thomas Djamaluddin, yang memberikan sambutan secara daring melalui Zoom Meeting.
Thomas Djamaluddin menjelaskan, Mobile Observatory Assalaam akan menjadi salah satu sarana pendidikan dan edukasi publik terkait dengan sains.
Selama ini, pesantren sering diasosiasikan dengan pelajaran-pelajaran yang sarat ilmu keagamaan. Akan tetapi, Ponpes Assalaam memberikan terobosan di dunia sains dengan adanya CASAMO.
“Dengan adanya CASAMO bukan hanya kajian teoritik dengan mempelajari aspek-aspek astronomi dari segi rumus-rumusnya, tetapi juga bisa mengamati secara langsung fenomena-fenomena astronomi dan juga penting memberikan edukasi kepada masyarakat. Ilmu yang dipelajari di pesantren untuk berzikir kepada Allah dan juga membaca ayat-ayat kauniyah di alam, itu akan meningkatkan ketakwaan kita,” ujar Thomas Djamaluddin.
Dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait astronomi sebagai sains paling tua, lanjutnya, diharapkan bisa mendorong masyarakat khususnya pelajar untuk bisa mencintai sains. Di samping itu, adanya Mobile Observatory bisa menjangkau daerah yang masih minim polusi cahaya.
Sehingga bisa menikmati gugusan galaksi bima sakti maupun nebula-nebula yang mempesona. CASAMO diharapkan mendorong minat para pelajar khususnya santri Assalaam dan pelajar umum untuk bisa mencintai sains dan menganggap sains sesuatu yang indah. Thomas juga berharap CASAMO memberikan manfaat untuk bisa memperkuat zikir kepada Allah dan mempertajam tafakur kepada ayat-ayat kauniyah.
Reporter: Kanzun Dinan / Redaktur: Tori Nuariza