IslamToday ID — Ekonom senior Faisal Basri menilai dibalik penonaktifan 75 orang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) adalah sekelompok oligarki.
Dan Faisal menyebutkan kekutan dari sekelompok oligarki tersebut adalah sebuah pasar saham. Hal Ini dikatakan dalam diskusi darling dikanal Youtube BWM Records.
“Pilar oligarki itu mereka dapat energi yang besar itu dari pasar saham stock market capital market, ” katanya, Rabu (26/05/2021)
Faisal menilai, untuk melawan oligarki ujung tombaknya berada dalam generasi milenial. Kemudian dia mencontohkan saat dirinya melawan para oligarki pada saat tahun 1998.
Kala itu Faisal dan beberapa rekannya melakukan demo untuk menutup bursa saham. Demo yang dilakukannya pun membuahkan hasil. Mereka berhasil melumpuhkan kapitalisme kroni di beberapa bank dan stock market.
“Kelompok berdasi itu loh, profesional berdasi yang bekerja di gedung stock exchange, bank dan stock market udah lumpuh kapitalisme kroni, lumpuh Crony Capitalism ya, itu yang menjadi ujung tombak mereka (oligarki) menguras dana sebesar-besarnya dari rakyat dan dari bank-bank yang yang itu juga kan yang membuat mereka apa namanya mereka segar bugar pada masa orde baru,” ujarnya.
Menurut Faisal Basri, kapitalisme kroni ini menjadi alat untuk menumbuhkan hubungan simbiosis antara penguasa atau oligarki dengan para pengusaha. Oleh karena itu, Faisal meminta para masyarakat terutama kaum milenial untuk melawan kejahatan oligarki.
“Pengusahanya memperoleh fasilitas fasilitas yang didapat dari dari kekuasaan oleh karena itu saya menjadi sangat optimis jadi jangan underestimate ( meremehkan ) kekuatan rakyat yang diam ini,” tuturnya.
Lanjutnya, Faisal juga menilai demokrasi di Indonesia telah menghilang akibat keberadaan oligarki di Indonesia. Dan harapan Faisal adalah Presiden Jokowi akan mengakui bahwa opsi yang dikeluarkannya menimbulkan kekacauan yang luar biasa.
“Oleh karena itu saya rasa kalau tidak ada perubahan mendasar dari pak Jokowi . Bisa saja saja kan pak Jokowi punya kesadaran baru untuk katakanlah ‘oh saya akui saya salah itu’ bisa aja kita buka saja opsi sehingga tak menimbulkan kebrangkutan yang maha dahsyat,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengkhawatirkan rakyat akan bisa tidak percaya pada rezim pemerintahan Presiden Jokowi. Dan Hal itu akan berpotensi memunculkan junta militer mengambil alih kepemerintahan.
“Saya takutnya nanti kalau ini terulang rakyat udah nggak percaya dengan demokrasi dan ini memunculkan potensi di militer lagi yang masuk. Ini yang saya hindari jadi rakyat menginginkan militer mengambil alih junta aja deh yang bisa membereskan,” pungkasnya.
“Rakyat makin benci makin muak dengan prilaku partai politik nah jadi jangan kita sampai keluar dari mulut buaya masuk ke mulut singa itu juga yang harus kita hindari,” sambungnya.
Penulis Kanzun