IslamToday ID — Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengaku bingung atas bocornya dokumen draf kenaikan PPN serta rencana menarik PPN dari sembako dan sekolah.
Pengamat politik Rocky Gerung mengaku heran dengan sikap Sri Mulyani. Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak perlu sembunyi sembunyi. Sebab ada hak publik dibalik draf suatu produk hukum.
Menurut Rocky, dengan mencuatnya draf kenaikan PPN itu, pemerintah dapat mengajak rakyat untuk berdiskusi, terkait kenaikan pajak serta perluasannya. Apabila tidak disetujui oleh rakyat, maka Sri Mulyani dapat menyampaikan langsung ke Presiden Jokowi.
“Mestinya dia gembira karena publik betul-betul concern dengan soal keuangan. Kan enggak usah disembunyi-sembunyikan kan di semua draft itu adalah hak publik,karena yang terkena adalah publik. Semakin dini publik tahu itu semakin pemerintah punya input. Tinggal sama ( mengatakan kepada )bos (Presiden) ternyata rencana ini banyak ditentang oleh orang yg berarti dampaknya jadikan dia tidak terkendali bukannya malah baper gitu” Kata Rocky Gerung dalam kanal Youtubenya. Jum’at (11/62021)
Namun Rocky berpendapat, pajak merupakan cara biadab untuk mempertahankan peradaban. Sebab, sebenarnya tak ada orang yang mau dikenai pajak. Namun dalam sistem demokrasi, masyrakat rela membayar pajak dengan timbal balik agar dapat menuntut pertangunggung jawabab pemerintah.
“Kita bicara pajak, berkali-kali saya terangkan bahwa, pajak itu adalah cara biadab untuk mempertahankan peradaban. Karena enggak ada orang yang mau di pajakin. Pemerintah pasti biadap mesti pajakin.tapi kita sudah sepakat bahwa demokrasi selalu hanya bisa tumbuh kalau ada timbal balik itu kita bayar pajak supaya kita bisa tagih pada pemerintah,” ucapnya
“ tapi bukan berarti kita diperas oleh pemerintah , kan ini kurang ajar . dan begitu yang terjadi, dan itu konsekuensi sebetulnya dari gagalnya strategi pembangunan.” tambah Rocky
Tidak Berpihak Pada Rakyat
Pakar Politik ini juga melihat Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ini tidak memihak kepada rakyat kecil. Pasalnya, Sri Mulyani beri pajak nol persen untuk pembelian barang mewah seperti mobil sedangkan sembako akan dikenakan PPN.
“Harus nya dipajakin yang kalangan akumulator tapi yang terjadi sebaliknya tuh, kaum akumulasi diberi pajak 0 untuk mobil mewah. Yang mestinya dapat distribusi (bantuan) dipajakin bahkan kulit telurnya dipajakin. Karena dianggap kulit telur masih berguna untuk bikin kerajinan tangan,bakal di pajakin juga,” jelas Rocky.
Tak hanya itu, Rocky juga memprediksi pemerintah juga akan memberikan pajak pada barang-barang yang dirasa rakyat sering menggunakannya. Seperti sandal, cangkang telur , dan lain sebagainya.
“Sekarang ini pasti dia baper, karena dua enggak tau mau ngapain. Jadi yaudah didepan mata aja ( kenai pajak PPN) ya betul nanti sandal jepit di masjid dipajakin karena dia barang mewah.” ujarnya.
Hal ini ia prediksi lantaran pemerintah sudah tidak dapat menemukan jalan keluar untuk menambah uang negara yang kian menipis. Dan Rocky juga meduga pemerintah akan mengeluarkan UU sebagai senjata utamanya.
“Kan itu langsung kelihatannya disparitasnya. Jadi sifat pajak yang sebetulnya adalah upaya untuk mendistribusikan kemakmuran akhirnya menjadi alat untuk memeras demi mensubsidi barang mewah di nol-in. Pajakin sehingga negara enggak punya pemasukan ,
“ jadi mudah sekali kita anggap bahwa memang pemerintah bukan lagi panik emang udah buntu. Buntu otaknya buntu itu sehingga jadi rakus, sehingga jadi serakah lalu jadi otoriter maksain undang-undang ditengah nanti dia bilang pandemi . Iya pandemi ini bukan soal pandemi bahwa sejak awal pemerintah dari awal memang ngaco tidak bisa menahan ego untuk memamerkan sukses infrastruktur yang akhirnya berantakan,”
Mirip Sejarah Perancis
Rocky gerung menceritakan bahwa hal ini pernah terjadi di Prancis abad ke-17 atau ke-18, ketika seorang raja memerintahkan menteri keuangannya untuk mengumpulkan pajak di tengah negara yang sedang mengalami kebangkrutan.
Sang Menteri langsung bergerak dengan cara masuk ke kampung-kampung hingga gang kecil. Selama perjalannya Menkeu tersebut melihat sandal jepit yang masih bagus dan pintu-pintu rumah belum rusak dan ayam yang berkeliaran di jalan dianggap merupakan barang mewah dan potensi untuk dikenakan pajak.
Setelah melakukan survei di atas, Menkeu Prancis langsung mengenakan pajak terhadap hal-hal tersebut, ternyata Raja Prancis mengetahui yang dilakukan menterinya terhadap masyarakat.
“Tapi ini kalau di Indonesia lebih canggih kan nggak mesti jalan-jalan ke kampung dia lihat aja begitu pasar banyak orang beli sembako. sembako aja kenain pajak, itu rencananya.”pungkasnya.
Penulis Kanzun