(IslamToday ID) – Kematian Wakil Bupati Sangihe, Sulawesi Utara Helmud Hontong saat terbang dengan pesawat Lion Air JT-740 rute Denpasar-Makassar pada Rabu (9/6/2021) lalu masih menyisakan misteri. Polda Sulawesi Utara (Sulut) pun membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab kematian tersebut.
“Jadi begini ya, karena yang bersangkutan adalah Wakil Bupati Sangihe jadi ada di wilayah kita, kita dalam hal ini akan membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan,” kata Kapolda Sulawesi Utara Irjen Nana Sudjana, Sabtu (12/6/2021).
Ia menuturkan Helmud diduga meninggal dunia saat berada di dalam pesawat. Jika merujuk pada lokasi kejadian, kata Nana, hal ini bukan termasuk di wilayah hukum Polda Sulut. “Jadi kalau TKP-nya memang bukan, tapi dalam hal ini kita akan membantu melakukan penyelidikan kasus itu,” ujarnya.
Disampaikan Nana, dalam penyelidikan ini pihaknya akan fokus untuk mengusut penyebab kematian Helmud.
“Nanti akan kita pastikan yang bersangkutan ini meninggal karena apa, kita akan lihat riwayat penyakitnya seperti apa,” ucapnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulawesi Utara Kombes E Zulpan memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan pada jenazah Helmud.
Ini berdasarkan pemeriksaan awal oleh tim dokter saat Helmud tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Diduga, Helmud meninggal karena sakit jantung.
“Menurut analisa dari tim dokter yang ada di bandara, dari analisa awal secara umum bahwa tidak ditemukan tanda-tanda bekas luka dan sebagainya yang mencurigakan,” kata Zulpan.
Selain itu, ia menyebut bahwa pihak keluarga Helmud telah menerima penjelasan soal penyebab kematian dan tidak meminta untuk dilakukan proses autopsi jenazah.
“Permintaan keluarga juga agar dibawa ke Sulawesi Utara dan keluarga menerima situasi yang ada. Artinya yang bersangkutan meninggal dalam penerbangan karena sakit jantung, sehingga tidak meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan autopsi,” tuturnya.
Di sisi lain, Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Merah Johansyah Ismail meminta kepolisian mengusut tuntas penyebab kematian Helmud karena dirasa janggal. Apalagi, Helmud adalah pejabat yang cukup getol menolak izin tambang emas di wilayahnya.
“Jadi ini misterius dan juga janggal, sehingga kita minta agar otoritas dalam hal ini pemerintah dan juga penegak hukum, polisi untuk mengungkap penyebab kematian dari Pak Wabup ini,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sangihe Jabes Gaghana meminta sejumlah pihak tidak lagi mengaitkan kematian wakilnya, Helmud Hontong dengan penolakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Tambang Mas Sangihe (TMS).
Jabes mengatakan, Helmud sudah mengirimkan surat penolakan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sejak Februari 2021. Sejak itu Helmud juga sudah bolak-balik Jakarta untuk membicarakan masalah ini.
“Surat penolakan Wabup itu dari Februari. Sekarang saja itu dikait-kaitkan (dengan kematian Helmud). Enggak ada itu,” kata Jabes.
Menurutnya, selama bolak-balik Jakarta-Sangihe itu tidak ada insiden yang menimpa Helmud. Ia pun meragukan jika ada pihak yang berniat mencelakai Helmud terkait dengan penolakan izin tambang tersebut.
Jabes menyebut, meninggalnya Helmud di pesawat itu murni karena penyakit yang dideritanya. Berdasarkan keterangan keluarga, selama ini Helmud memang memiliki komplikasi penyakit seperti jantung, gula, hingga maag.
Oleh sebab itu, menurut Jabes, pihak keluarga juga menolak autopsi jenazah Helmud. “Ini kenapa keluarga menolak, karena keluarga tahu ini almarhum ada penyakit bawaan. Ada komplikasi, ada penyakit gula, jantung, maag, jadi banyak sekali, dan dia asma,” ungkapnya.
Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, selama penerbangan dari Denpasar-Makassar pun Helmud hanya ditemani oleh ajudan. Menurutnya, tidak ada pihak lain yang mendekati Helmud.
“Dia di ini (pesawat) cuma dengan ajudannya. Tidak ada pihak lain yang bergerak di sekitar dia. Air putih yang diminum itu yang dibawa dari darat, dipegang oleh almarhum,” tuturnya.
“Prosesnya itu, dia merasa pusing, minta gosok kayu putih, habis itu minum Aqua. Setelah itulah dia pecah pembuluh darah itu, darah keluar dari hidung, telinga. Jauh lah dari prasangka yang dibuat orang-orang ini,” pungkasnya. [wip]