(IslamToday ID) – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari turut berpendapat soal fenomena pandemi Covid-19 yang kian menyebar di berbagai wilayah Indonesia.
Berbicara dengan ahli virologi Prof Nidom, mereka membicarakan persoalan pandemi Covid-19 yang sudah bermutasi. Dari 4.000 mutasi yang dikabarkan oleh India dan Inggris, sudah 200 mutasi Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia.
Siti Fadilah menilai rencana pemerintah melakukan vaksinasi kepada masyarakat masih kurang efektif. Menurutnya, upaya pemerintah dengan memberikan vaksin Covid-19 tidak akan mengubah risiko penyebaran virus karena efektivitas yang tidak maksimal.
“Harapan pemerintah dengan 70 persen dia vaksin, 70 persen juga terjadi imunitas, padahal itu tidak mungkin karena efeksinya tidak ada yang 100 persen,” ujarnya seperti dikutip dari Pikiran Rakyat, Selasa (22/6/2021).
Siti Fadilah menyayangkan tak ada komunikasi yang baik dalam pengupayaan pemerintah dalam menanggulangi pandemi.
“Ini hal-hal yang kaya gini kah scientific banget gitu, kenapa tidak ada yang bersuara ke Menteri Kesehatan?” tuturnya seperti dikutip dari YouTube Siti Fadilah Supari Channel yang tayang 19 Juni 2021.
Menurutnya, dengan mengusahakan herd immunity dengan penggunaan vaksin, tetapi efektivitas yang diberikan tidak berjalan dengan baik, sehingga yang dilakukan berjalan dengan sia-sia.
“Jadi jangan ‘yuk kejar 183 juta rakyat itu, nanti Anda mengejar sesuatu yang tidak akan Anda dapat’ uang banyak keluar, tapi korban akan cukup banyak,” katanya.
Menanggapi hal itu Prof Nidom mengungkapkan jika dengan mutasi yang ada saat ini 350 tenaga kesehatan telah terpapar Covid-19, bahkan 15 orang lainnya telah meninggal dunia.
Ia mengatakan jika para tenaga kesehatan itu sebelumnya juga telah mendapatkan vaksinasi.
Melihat hal itu, Siti Fadilah menyayangkan ketidaktahuan masyarakat yang telah divaksin memiliki risiko yang sama besarnya terhadap paparan virus corona.
“Kenapa tidak diekspose sehingga masyarakat tahu bahwa divaksin atau tidak divaksin risikonya untuk kena Covid itu sama, dan kematiannya sama,” ujarnya. [wip]