(IslamToday ID) – Belum selesai urusan pencairan uang sumbangan sebesar Rp 2 triliun, putri bungsu almarhum Akidi Tio, Heryanti juga terjerat kasus dugaan penipuan proyek Istana Negara.
Dari dokumen yang dihimpun, Heryanti dilaporkan oleh seseorang bernama Ju Bang Kioh ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan polisi LP/1025/II/YAN.2.5./2020/SPKT PMJ tertanggal 14 Februari 2020.
Dalam kasus itu, Heryanti menjanjikan korban untuk mengerjakan beberapa proyek di Istana Negara. Mulai dari pengadaan songket, interior Istana, hingga pengadaan air conditioner (AC) di sana.
Kepada korban, Heryanti mengiming-imingi keuntungan sebesar 16-18 persen dari setiap proyek yang dikerjakan. Korban Ju Bang Kioh tergiur dan mentransfer sejumlah uang hingga Rp 6 miliar lebih.
Ketika diminta uang keuntungan dan modal oleh korban, Heryanti berbelit hingga akhirnya dilaporkan ke polisi atas kasus penipuan.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian ternyata semua proyek Istana Negara yang dijanjikan oleh Heryanti kepada korban fiktif. Kini Kasus dugaan penipuan Heryanti ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya.
Sementara, polisi masih mendalami soal kebenaran bantuan Rp 2 triliun dari pihak keluarga Akidi Tio. Termasuk terkait dana bantuan yang dikabarkan disimpan di luar negeri.
“Memang Rp 2 triliun itu sangat banyak. Kalau uangnya ada, tidak sulit juga. Apalagi uang pribadi, nggak perlu minta persetujuan dari mana-mana,” terang Kabid Humas Polda Sumatera Selatan (Sumsel) Kombes Supriadi seperti dikutip dari DetikCom, Selasa (3/8/2021).
Ia menyebut tak akan ada masalah walaupun bantuan dicairkan melalui bilyet giro. Kecuali dana yang dihibahkan itu ada di luar negeri, maka dibutuhkan waktu.
“Kalau dana itu di Indonesia, ya tidak akan ada masalah. Lain cerita kalau rekening di luar negeri, Perancis atau apa misalnya. Itu masih kita mintai keterangan. Kalau ada di Singapura, berarti tidak sama di Indonesia, maka kita bantu apa yang jadi kendala, kita carikan solusi,” katanya.
Untuk memastikan bantuan, anak bungsu Akidi Tio, Heryanti juga akan diperiksa lagi hari ini. Tidak tertutup kemungkinan lima anak Akidi Tio lainnya akan diperiksa juga oleh Ditreskrimum Polda Sumsel.
“Sejauh ini hanya Heryanti yang kita periksa. Tetapi kalau hasil pemeriksaan kakak-adiknya tahu, akan kita panggil juga. Tapi ini kan sebenarnya sumber dana dari orang tuanya. Sekarang Heryanti dulu,” katanya.
“Dia (Heryanti) kemarin ke bank, di bank itu mau menyelesaikan bilyet giro. Katanya itu mau ada pencairan lewat bilyet giro dan itu yang masih kami dalami,” katanya.
Kemarin Heryanti bersama dokter pribadi Akidi Tio bernama dr Hardi Darmawan memenuhi undangan Polda Sumsel. Mereka tiba di Polda Sumsel pada Senin (2/8/2021) siang dan diperiksa hingga hampir tengah malam.
Setelah tujuh jam diperiksa, sekitar 20.20 WIB dr Hardi Darmawan meninggalkan Mapolda Sumsel terlebih dahulu menggunakan mobil minibus berwarna hitam.
Direskrimum Polda Sumsel Kombes Hisar Siallangan mengatakan keduanya diperiksa untuk dimintai keterangan terkait kepastian uang senilai Rp 2 triliun karena sampai saat ini uang tersebut belum ada, padahal sudah jatuh tempo pencairan. [wip]