(IslamToday ID) – Putri mantan Presiden Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero).
Pengunduran diri Yenny diungkapkannya lewat akun Twitter pribadinya @yennywahid yang diunggah pada hari Jumat (13/8/2021). Dalam tweet-nya, Yenny mengungkapkan kondisi Garuda Indonesia yang terpuruk akibat pandemi.
“Akibat pandemi, maskapai kebanggaan kita, @IndonesiaGaruda mengalami penurunan pendapatan drastis. Untuk penghematan biaya, saya memutuskan mengundurkan diri dari posisi komisaris independen. Semoga hal ini bisa membantu meringankan Garuda,” tulis Yenny seperti dikutip dari Suara.com.
Selain itu, ia juga menyertakan video dalam tweet-nya tersebut. Video yang berdurasi 1,30 menit itu berisikan alasan dirinya undur diri dari kursi komisaris maskapai dengan logo burung Garuda ini.
“Hari ini saya datang ke Kementerian BUMN untuk resmi menyampaikan surat pengunduran diri saya dari Garuda Indonesia, maskapai kebanggan kita semua. Memang sedih sekali, tapi ini adalah upaya kecil saya untuk bantu Garuda agar bisa melakukan efisiensi dan menekan biaya-biaya yang mungkin selama ini terus membebaninya, sehingga Garuda ke depannya bisa terus diselamatkan dan bisa mengudara dengan perkasa, mohon doanya ya,” ucap Yenny dalam video tersebut.
Untuk diketahui, Yenny menjabat Komisaris Independen Garuda Indonesia sejak 22 Januari 2020. Diangkatnya Yenny untuk melindungi dan memperjuangkan citra perempuan di maskapai plat merah tersebut.
Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan perombakan struktural kelembagaan, mulai dari jajaran komisaris hingga direksi.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan sejumlah tokoh yang meninggalkan jabatannya dari kursi komisaris dan direksi Garuda Indonesia.
Di mana, ada Triawan Munaf, Peter F Gontha, Yenny Wahid, dan Elisa Lumbantoruan yang diberhentikan dengan hormat dari jabatan anggota Dewan Komisaris.
Sementara, Erick juga memberhentikan dengan hormat Dony Oskaria dan M Rizal Pahlevi dari anggota Dewan Direksi perusahaan.
Pemberhentian keenam orang tersebut dilakukan Erick demi alasan efisiensi dan transformasi Garuda Indonesia.
“Kementerian BUMN memastikan transformasi dan efisiensi terus terjadi di Garuda Indonesia, dengan mengurangi jumlah komisaris dari lima menjadi tiga orang, serta jumlah direksi dari delapan orang menjadi enam orang,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, Jumat (13/8/2021) malam seperti dikutip dari RMOL.
Akan tetapi, Erick dalam RUPST ini mengangkat dua sosok untuk menempati kursi Komisaris, yang ia nilai memiliki keahlian dan rekam jejak yang tidak diragukan lagi di bidang restrukturisasi dan manajemen risiko perusahaan.
Di mana salah satunya ialah Chairal Tanjung yang diangkat menjadi Komisaris dengan tujuan untuk memperkuat pengawasan perusahaan.
Dengan dirombaknya struktur teratas Garuda Indonesia tersebut, Erick percaya diri maskapai penerbangan plat merah itu bisa kembali fokus pada dua hal utama.
Pertama, perubahan model bisnis dengan fokus pada layanan penerbangan domestik. Serta kedua, negosiasi dengan lessor, baik lessor yang memang memiliki hubungan B2B namun kontraknya perlu dinegosiasi ulang. Juga lessor yang tersangkut kasus yang saat ini sudah masuk dalam proses hukum.
“Ini momen bagi Garuda Indonesia untuk bersih-bersih dari permasalahan keuangan dan kinerja operasional, serta menata kembali fundamental bisnisnya. Setiap prosesnya akan saya kawal penuh,” pungkasnya.
Adapun struktural Komisaris dan Direksi yang disepakati dan diputuskan di dalam RUPTS PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah:
Dewan Komisaris
1. Timur Sukirno (Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen)
2. Chairal Tanjung (Komisaris)
3. Abdul Rachman (Komisaris Independen)
Dewan Direksi
1. Irfan Setiaputra (Direktur Utama)
2. Prasetio (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko)
3. Tumpal Manumpak Hutapea (Direktur Operasi)
4. Aryaperwira Adileksana (Direktur Human Capital)
5. Rahmat Hanafi (Direktur Teknik)
6. Ade R Susardi (Direktur Layanan dan Niaga) [wip]