(IslamToday ID) – Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu mengapresiasi pengunduran diri Zannuba Arifah Chafsoh Rahman alias Yenny Wahid dari jabatan komisaris independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Ia menilai keputusan Yenny itu adalah sebuah kesadaran akan kondisi maskapai penerbangan plat merah tersebut yang ngos-ngosan karena terdampak pandemi Covid-19. Ia juga menilai langkah pengunduran diri itu merupakan langkah bijak untuk efisiensi keuangan Garuda.
“Langkah bagus dari Mbak Yenny Wahid. Garuda lagi sangat sulit,” kicau Said Didu sembari men-tagging akun Twitter Yenny Wahid, Sabtu (14/8/2021).
Tak berhenti di situ, Said Didu menyiratkan satu pesan kepada pemerintah terkait kondisi Garuda Indonesia usai ditinggal Yenny Wahid dan beberapa tokoh lainnya yang juga menduduki jabatan komisaris, seperti Triawan Munaf, Peter F Gontha, dan Elisa Lumbantoruan.
“Jika pemerintah tidak turun tangan Garuda akan terkubur,” tulis Said Didu lagi seperti dikutip dari RMOL.
Apresiasi yang sama juga disampaikan oleh aktivis Papua, Natalius Pigai. Ia mengatakan langkah Yenny Wahid tersebut makin menguatkan sebagai anak presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang tidak gila jabatan.
“Kemarin (Yenny) anak biologis saja, kami Gusdurian tidak percaya, tapi kini sudah mulai kembali ke jalan yang benar,” kata Natalius.
Yenny Wahid sebelumnya diangkat sebagai komisaris independen PT Garuda Indonesia (Persero) dalam RUPS 22 Januari 2020 silam. Namun pada Jumat (13/8/2021) kemarin, ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya.
Yenny beralasan, pengunduran dirinya semata-mata untuk meringankan beban Garuda Indonesia yang sedang diterpa masalah finansial. Ia berharap dengan sikapnya itu bisa mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan Garuda.
“Semoga langkah kecil ini membawa manfaat bagi perusahaan agar lebih bisa cost efficient, sehingga bisa lebih lincah mengudara,” kata Yenny. [wip]