IslamToday ID– Kasus pasien yang meninggal karena covid-19 di Indonesia per 30 Agustus 2021 sudah mencapai 132.491 orang. Dan diantara angka tersebut ada pasien yang meninggal diperparah dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Menurut dokter bedah thorax kardiovaskular dari rumah sakit Siloam Karawaci dan kebon jeruk, dr. Royman Simanjuntak ada beberapa penyakit yang dapat memperparah kondisi penyakit penyitas covid-19.
Seperti hipertensi, jantung dan pembuluh darah, paru-paru, kanker, dan diabetes melitus. Diantara kelima penyakit tersebut ada tiga penyakit yang sangat berpotensi memperberat kondisi pasien.
“3 besarnya itu hipertensi 35%, penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 34,9% dan yang ketiga itu penyakit gula. Jadi ada orang bila mempunyai ketiga-tiganya penyakit ini, harus sangat sangat hati-hati, kalau dia terkena covid,” kata dr Royman dalam wawancara di sebuah akun Youtube, Senin ( 30/08/2021).
Untuk itu dr Royman meminta kepada masyarakat terutama yang memiliki penyakit komorbid untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat. Karena menurutnya, protokol kesehatan ada ‘harga mati’ yang harus dilaksanakan.
Apakah Penderita Komorbid Perlu Vaksin?
Namun penderita komorbid tidak perlu merasa khawatir, pasalnya masyarakat yang memiliki penyakit penyerta, kata dr Royman, dapat melakukan vaksinasi namun dengan syarat tertentu.
Menurutnya, sebelum melakukan vaksinasi, penderita komorbid diharuskan melakukan kontrol terlebih dahulu dengan dokter yang merawatnya. Hal ini guna untuk mengetahui keseriusan panyakit yang dideritanya dan mengetahui apakah memiliki komplikasi penyakit atau tidak.
“Banyak orang hipertensi yang ternyata fungsi ginjalnya sudah sangat rendah nah kalau dia diberikan vaksin nah bisa mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan,”katanya.
Dan terkait vaksinasi, dr Royman tidak memperdebatkan jenis vaksin tertentu yang harus digunakan untuk penyakit komorbid.
Ia menyarankan kepada penderita komorbid yang sudah menerima rekomendasi diperbolehkan vaksinasi dari dokter yang merawatnya maka diharapkan untuk segera vaksin.
Dan memakai jenis vaksin apa saja yang tersedia di wilayah masing-masing. Hal ini guna melindungi dengan segera masyarakat yang memiliki penyakit komorbid.
“Yang ada saja di diberikan. adanya sinovax ya silakan adanya Astrazeneca silakan, Pfizer silakan nggak ada nggak ada larangan. Jadi saya tidak memperdebatkan mana yang baik mana yang tidak, yang pasti, saya pesan yang penting vaksinasi, yang ada apa ya itu dipakai,” pungkasnya.
Penulis Kanzun