(IslamToday ID) – Indonesia dikabarkan memiliki kekayaan atau ‘harta karun’ yang bernilai belasan ribu triliun, sehingga sangatlah cukup untuk melunasi utang-utangnya.
Seperti diketahui, menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) utang Indonesia sudah mencapai angka Rp 6.570,17 triliun.
Menurut Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja, harta karun Indonesia tersebut berupa kekayaan laut Indonesia yang nilainya ditaksir mencapai 1.338 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19.133 triliun (asumsi kurs Rp 14.300) per tahun.
“Kira-kira kekayaan laut kita sekitar 1.338 miliar dolar AS per tahun. Ini dari semua sisi, dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan industri pengolahan dan seterusnya. Ini peluang, kita baru sentuh perikanan tangkap saja, kita belum sentuh bioteknologi,” kata Sjarief dalam Rapat Kerja Nasional HIPMI 2021 seperti dikutip dari DetikCom, Senin (6/9/2021).
Ia berharap potensi ini dapat dioptimalkan, khususnya para pengusaha-pengusaha nasional yang tergabung di dalam HIPMI.
Sebelumnya, lanjut Sjarief, Presiden Jokowi sendiri telah menjadikan kekayaan kelautan atau harta karun Indonesia tersebut masuk sebagai salah satu prioritas yang akan dieksplorasi oleh pemerintah.
“Waktu pertama beliau deklarasikan terpilih menjadi presiden periode pertama, beliau sampaikan kita sudah terlalu lama memunggungi laut, dan saatnya kita menoleh ke laut kita ini,” kata Sjarief.
Sejatinya, ia mengungkapkan luas area Indonesia ada sekitar 8 juta km persegi atau sama dengan Amerika Serikat (AS).
Namun, luas tersebut baru termanfaatkan 2,1 juta km persegi dan sisanya 6,1 juta km persegi belum berkontribusi pada perekonomian nasional.
“Ini persoalan utama kita, padahal resources-nya luar biasa. Ini yang kita buka, ayo kita sekarang gerak bersama resources kelautan menunggu Anda semua,” jelasnya.
Sjarief mencontohkan, Indonesia termasuk pengekspor terbesar rumput laut, di mana sekitar 25 persen kebutuhan dunia berasal dari Tanah Air.
Hanya saja, permasalahannya produk yang diekspor masih bahan mentah sehingga belum memiliki nilai tambah yang lebih besar.
Mengenai rumput laut, dikatakan Sjarief, menjadi produk andalan sektor kelautan karena produk turunannya sangat besar, dimana rumput laut bisa menjadi bahan baku kosmetik, obat-obatan, hingga tepung.
Untuk itu, Sjarief mengajak seluruh pengusaha nasional terutama yang tergabung dalam HIPMI untuk memanfaatkan peluang ini. “Kita eksportir terbesar, tapi kita belum sentuh hilirisasi. Ini peluang,” ungkapnya.
Berikut adalah potensi kekayaan ekonomi sektor kelautan atau harta karun Indonesia sebesar 1.338 miliar dolar AS yang tersebar di 11 sektor yaitu:
1. Sektor perikanan tangkap potensinya 20 miliar dolar AS.
2. Sektor perikanan budidaya 210 miliar dolar AS.
3. Sektor industri pengolahan 100 miliar dolar AS.
4. Sektor industri bioteknologi 180 miliar dolar AS.
5. Sektor energi dan sumber daya mineral termasuk garam dan BMKT 210 miliar dolar AS.
6. Sektor pariwisata bahari 60 miliar dolar AS.
7. Sektor transportasi laut 30 miliar dolar AS.
8. Sektor industri dan jasa maritim 200 miliar dolar AS.
9. Sektor coastal forestry 8 miliar dolar AS.
10. Sumber daya wilayah pulau-pulau kecil 120 miliar dolar AS.
11. Sumber daya non konvensional 200 miliar dolar AS. [wip]