(IslamToday ID) – Polisi berhasil menangkap tiga orang yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap Pos Ramil Kisor di Papua Barat, Ahad (12/9/2021). Dalam operasi gabungan pada penangkapan itu, polisi sekaligus membantah telah menangkap Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Sektor Kisor, Silas Ki.
“Tidak benar ada penangkapan terhadap Ketua KNPB Kisor,” kata Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (13/9/2021).
Ia mengatakan penyelidikan dan pencarian memang dilakukan kemarin siang oleh tim gabungan TNI-Polri. Operasi itu dipimpin oleh Komandan Satuan (Dansat) Brimob, Kapolres Sorong Selatan, dan Komandan Kodim (Dandim) Maybrat.
Dalam operasi tersebut, kata Adam, tim mengamankan tiga orang untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait aksi penyerangan di pos. Hingga hari ini, katanya, tiga orang tersebut masih diperiksa.
“Tim gabungan memang mengamankan tiga orang untuk dimintai keterangan untuk perkembangan penyidikan terkait kejadian 3 September. Tapi bukan menangkap Ketua KNPB Kisor,” ucapnya.
“Ketua KNPB Kisor tersebut masih dalam pencarian tim gabungan,” tambahnya.
Namun demikian, Adam belum dapat merinci lebih lanjut mengenai identitas dari tiga orang yang diamankan oleh penyidik kemarin.
Sebagai informasi, Silas Ki kini masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Sorong Selatan sebagai tersangka kasus penyerangan Pos Koramil Kisor di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat beberapa waktu lalu.
Ia diduga sebagai penggagas penyerangan tersebut. Selain pimpinan di organisasi KNPB itu, polisi juga menetapkan 16 orang lain sebagai buronan yang kini tengah dicari.
16 DPO itu masing-masing, Manfred Fatem, Martinus Aisnak, Titus Sowe, Yunus KI, Musa Aifat, Moses Aifat, Moses Worait, Irian KI, Yohanes Yaam, Agus Kaaf, Melkias KI, Melkias Same, Setam Same, Alin Fatem, Agus Yaam, dan Robi Yaaem.
Eskalasi situasi keamanan di Maybrat tengah meningkat pasca penyerangan Pos Ramil Kisor pada Kamis (2/9/2021) dini hari sekitar pukul 04.00 WIT. Akibatnya, empat prajurit TNI meninggal dunia.
TNI memperkirakan ada puluhan anggota kelompok separatis pejuang kemerdekaan Papua yang melakukan penyerangan. Sementara, jumlah anggota yang bertugas menjaga Posramil itu dianggap tak sebanding.
Belum lagi, katanya, terdapat juga sejumlah prajurit yang masih beristirahat sehingga penyerangan itu tak dapat dilawan oleh TNI. [wip]