(IslamToday ID) – Presiden Jokowi secara khusus dipilih oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk membahas soal Covid-19 global.
Jokowi diajak bicara dalam ‘Global Covid-19 Summit’ di sela-sela sidang Majelis PBB ke-76, Rabu (22/9/2021) malam. Pertemuan tingkat tinggi dunia terkait penanganan pandemi Covid-19 tersebut memang digagas langsung oleh Biden.
Jokowi menjadi salah satu dari tiga pimpinan dunia yang dipilih secara pribadi oleh mantan Wakil Presiden Obama itu. Bersamanya ada pula Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dalam kesempatan itu Biden memberi tiga pesan ke Jokowi Cs. Pertama, ia ingin ada komitmen bersama dari seluruh dunia untuk segera memvaksin umat manusia sesegera mungkin.
Biden juga mengajak mempersiapkan seluruh alat kesehatan, obat-obatan, dan lainnya dalam menghadapi pandemi. Mulai dari oksigen, sarana testing dan tracing serta vaksin dan obat.
Biden pun meminta pemimpin dunia membangun arsitektur ketahanan kesehatan global. Intinya, bagaimana pembiayaan kesehatan dunia bisa ditata lebih baik, sama seperti ketika ada negara yang tengah kesulitan keuangan yang bisa dibantu badan internasional seperti IMF.
Setali tiga uang, Jokowi pun menekankan pentingnya menyusun mekanisme baru penggalangan sumber daya kesehatan dunia. Termasuk untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia mulai dari pembelian vaksin, obat, dan alat kesehatan.
Jokowi mengemukakan, standar protokol kesehatan global harus segera disusun agar sama di semua negara. Standar tersebut antara lain mengatur tentang perjalanan lintas batas negara.
Disamping itu, Jokowi juga menyerukan agar negara berkembang menjadi bagian dari solusi. Kapasitas manufaktur lokal harus dibangun agar kebutuhan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan bisa tersedia secara cepat dan merata di seluruh dunia.
“Indonesia berkomitmen dan mampu menjadi bagian dari rantai pasok global,” katanya seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (24/9/2021).
Terkait dengan vaksin, Jokowi kembali menegaskan bahwa ketimpangan vaksin antar negara harus segera diatasi. Melalui Covax Facility, kerja sama berbagi dosis atau dose-sharing dan akses yang merata terhadap vaksin harus ditingkatkan.
Jokowi juga meminta agar politisasi dan nasionalisme vaksin harus diakhiri. Menurutnya, solidaritas dan kerja sama merupakan kunci agar dunia segera keluar dari pandemi dan segera pulih bersama.
“Sebagai Presiden G20 tahun depan, Indonesia akan berkontribusi pada upaya dunia memperkuat arsitektur ketahanan kesehatan global demi anak cucu kita di masa depan,” ujarnya.
Pertemuan ini juga diikuti oleh Sekjen PBB Antonio Guterres, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ada pula Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Mengutip Worldometers hingga Jumat pagi, ada 231 juta warga bumi terinfeksi Covid-19 sejak wabah mulai menyebar di akhir 2019. Kematian dunia telah tercatat sebanyak 4,7 juta.
AS mencatat total 43 juta kasus sejak pandemi masuk dengan 702.000 kematian. Kemarin ada 117.423 kasus baru dengan 1.872 kematian.
Indonesia sendiri mencatat total 4,2 juta kasus Covid-19 sejak awal pandemi dengan 141.000 kematian. Saat ini, berbeda dengan sejumlah negara, tren kasus Covid-19 Indonesia melandai, dimana kemarin tercatat hanya ada 2.881 kasus baru.
Saat ini Indonesia memiliki 47.000 kasus aktif dengan tambahan kematian kemarin 160 orang. Sementara total sembuh mencapai 4 juta kasus. [wip]