(IslamToday ID) – Satgas Penanganan Covid-19 mengeluarkan Surat Edaran (SE) No 20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kebijakan ini efektif berlaku mulai Kamis (14/10/2021) ini sampai waktu yang ditentukan kemudian. Kebijakan ini akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan perkembangan terakhir di lapangan atau hasil evaluasi dari kementerian/lembaga terkait.
Dengan diberlakukannya SE No 20/2021 ini maka SE No 18/2021, Addendum Surat Edaran No 18 Tahun 2021, dan Addendum Kedua Surat Edaran No 18 Tahun 2021 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
“Surat edaran ini dimaksudkan untuk menerapkan protokol kesehatan terhadap pelaku perjalanan internasional pada masa pandemi Covid-19. Tujuannya untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi dalam rangka mencegah terjadinya peningkatan penularan Covid-19,” ujar Kepala Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito.
Dalam aturan baru SE ini, ada poin perubahan atau tambahan yang diatur dalam SE pengganti SE No 18/2021. Salah satunya terdapat perubahan pengaturan karantina dari 8 x 24 jam menjadi 5 x 24 jam untuk seluruh jenis pelaku perjalanan.
Sementara beberapa tambahan pengaturan antara lain terkait:
1. Kartu/sertifikat vaksin dosis lengkap wajib menyatakan telah divaksinasi minimal 14 hari sebelum keberangkatan dan dilampirkan dalam bahasa Inggris selain dengan bahasa negara asal.
2. Pelaku perjalanan internasional WNA dengan tujuan perjalanan wisata dapat masuk ke Indonesia melalui entry point bandara di Bali dan Kepulauan Riau.
Selain bukti vaksin dan hasil RT-PCR maksimal 3 x 24 jam, pelaku perjalanan juga wajib melampirkan :
– Visa kunjungan singkat atau izin masuk lainnya yang berlaku untuk WNA
– Bukti kepemilikan asuransi senilai 100.000 dolar AS yang menanggung pembiayaan untuk Covid-19
– Bukti booking tempat akomodasi selama menetap di Indonesia
Selain SE No 20, Kasatgas juga mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No 14 Tahun 2021 tentang Pintu Masuk (Entry Point), Tempat Karantina, dan Kewajiban RT-PCR Bagi Warga Negara Indonesia Pelaku Perjalanan Internasional yang efektif berlaku sejak 13 Oktober sampai dengan 31 Desember 2021.
Dalam SK ini, Kasatgas menetapkan dua bandar udara (Soekarno-Hatta dan Samratulangi), tiga pelabuhan laut (Batam, Tanjung Pinang, dan Nunukan), dan dua Pos Lintas Batas Negara (Aruk dan Entikong) sebagai entry point bagi warga negara pelaku perjalanan internasional.
SK ini juga menetapkan Wisma Pademangan sebagai tempat karantina WNI pelaku perjalanan internasional yang masuk melalui entry point Bandara Soekarno-Hatta, Banten yang pelayanannya mencakup penginapan, transportasi, makan, dan biaya RT-PCR.
Tempat karantina ini khusus ditujukan untuk WNI yang berstatus sebagai pekerja migran Indonesia yang kembali ke Indonesia dan menetap minimal 14 hari di Indonesia. Juga untuk pelajar/mahasiswa yang kembali ke Indonesia setelah mengikuti pendidikan atau melaksanakan tugas belajar di luar negeri, dan pegawai pemerintah yang kembali ke Indonesia setelah melaksanakan perjalanan dinas ke luar negeri.
“Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka keputusan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 No 13 Tahun 2021 tentang Pintu Masuk (Entry Point), Tempat Karantina, dan Kewajiban RT-PCR bagi Warga Negera Indonesia Pelaku Perjalanan Internasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” pungkas Ganip. [wip]