(IslamToday ID) – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membatalkan pembangunan Stasiun Walini di Cikalong Wetan, Bandung Barat. Padahal harga tanah pada kawasan itu sudah naik drastis akibat dari goreng menggoreng para spekulan.
Setelah keputusan tersebut, diperkirakan harga tanah di kawasan itu bakal antiklimaks, alias terjun atau stagnan.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan setiap ada proyek properti pastinya calo tanah hingga masyarakat sekitar melakukan spekulasi. Namun karena pembangunan stasiun ini dibatalkan, sehingga harga tanah itu akan stagnan.
“Itu seperti proyek di Jonggol, mau ada kota mandiri ternyata tidak ada pembangunan, harga stagnan. Begitu juga di Kalimantan. Karena mundur orang juga males beli, paling harga di situ stagnan kemungkinan turun, jika proyek ditunda hingga bertahun-tahun,” jelasnya seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (20/10/2021).
Panangian menjelaskan jika tidak ada akses kereta cepat di daerah itu, tentu tidak ada properti yang akan dibangun. Kemungkinan yang berkembang adalah daerah Padalarang dan Tegalluar, Bandung dan Karawang.
Walini sempat naik daun karena akan dijadikan kota baru dengan akses kereta cepat. Penjual di berbagai toko online seperti OLX, Lamudi, Rumah 123 menjual embel-embel kawasan prospek karena melewati lintasan kereta cepat.
Tanah yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 1,5 juta – Rp 2,2 juta per meter. Padahal pada 2017 harga tanah di kawasan Cikalong Wetan hanya dihargai sekitar Rp 100.000 – Rp 200.000 per meter, berdasarkan informasi di lapangan pada waktu itu. Artinya ada kenaikan 1.000 persen dalam waktu beberapa tahun saja.
Hanya saja saat ini manajemen KCIC memutuskan untuk membatalkan pembangunan stasiun pada kawasan itu. Pihak KCIC memang tak menjelaskan alasannya. [wip]