(IslamToday ID) – Indonesia butuh investasi hingga 35 miliar dolar AS atau sekitar Rp 500 triliun untuk bisa membangun industri kendaraan listrik. Prediksi hitungan itu diungkapkan oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Luhut, dana sebesar itu dibutuhkan untuk investasi pengembangan industri baterai lithium dan kendaraan listrik dalam waktu 5 hingga 10 tahun ke depan.
“Menurut hitungan kami, dengan semua sistem yang kita bangun itu akan berjumlah kira-kira 35 miliar dolar AS untuk komitmen investasi yang juga sudah didapatkan Indonesia,” kata Luhut dalam ‘Peluncuran Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Indonesia’, Selasa (26/10/2021).
Dikatakannya, investasi tersebut akan menempatkan Indonesia dalam posisi kunci pada mata rantai suplai kendaraan listrik global.
Ekosistem yang dimaksud Luhut mulai dari kendaraan listrik hingga industri komponen pendukungnya, industri baterai listrik, industri recycling (daur ulang) baterai listrik, jaringan charging station (stasiun pengisian), dan swap battery (penukaran baterai).
“Serta yang tidak kalah penting adalah R&D (research and development) industri secara keseluruhan,” ujarnya seperti dikutip dari Kumparan.
Luhut menegaskan R&D merupakan komponen kunci dalam ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Khususnya dalam teknologi lithium baterai dan battery management system yang akan memainkan peran kunci dalam pengembangan kendaraan listrik ke depannya.
Untuk mendukung pengembangan R&D di industri tersebut, Luhut mengatakan pemerintah akan mengirimkan setidaknya 400 putra putri terbaik bangsa setiap tahunnya untuk mempelajari sains dan teknologi mulai tahun depan.
“Pemerintah melalui program presidential scholarship akan mengirimkan setidaknya 400 putra putri terbaik setiap tahun untuk mengambil program S1, S2, dan S3 di universitas top dunia dalam bidang sains dan teknologi. Termasuk dalam area chemical engineering, yang penting dalam pengembangan lithium baterai,” pungkas Luhut. [wip]