(IslamToday ID) – Koordinator Front Anti Dominasi Asing Jumhur Hidayat meminta Presiden Jokowi selaku kepala negara bersuara terkait protes diplomatik pemerintah China terkait wilayah Laut Natuna Utara.
Seperti diketahui, secara resmi China meminta Indonesia menghentikan pengeboran minyak di wilayah Laut Natuna Utara. China mengklaim lokasi pengeboran minyak yang dilakukan Indonesia berada di wilayahnya berdasarkan “sembilan garis putus-putus”.
“Yang paling ideal tuh ya itu (Presiden Jokowi bersikap),” kata Jumhur di depan Kantor Dubes China untuk Indonesia, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/12/2021).
Menurutnya, Jokowi sudah selayaknya menunjukkan nasionalisme sejatinya ketika wilayah kedaulatan NKRI coba dikoyak-koyak oleh China.
Ia menyayangkan sikap Jokowi yang memilih diam seribu bahasa terkait klaim sepihak China terhadap Laut Natuna Utara.
“Yang gagah berani nasionalisme dibangun, harusnya ditunjukkan saat ini. Makanya saya bilang nasionalisme apa? Kalau pejabat pemerintah tidak bisa menyampaikan, itu nasionalisme sontoloyo saya bilang,” tegasnya seperti dikutip dari Law-Justice.
“Apalagi konsep sontoloyo juga tentang nasionalisme itu,” imbuhnya.
Atas dasar itu, aktivis senior ini meminta pemerintah segera bersikap dan bertaubat atas sikap politiknya terhadap pemerintah China selama ini.
Menurutnya, jika pemerintah bersikap maka rakyat Indonesia pasti akan mendukung sepenuhnya. “Kalau tidak, ini akan lebih berbahaya karena akumulasi kemarahan masyarakat terhadap RRC ini begitu kuat,” tandasnya. [wip]