(IslamToday ID) – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi ramainya pemasangan baliho bergambar Puan Maharani di lokasi bencana Gunung Semeru. Ia mengatakan pemasangan baliho itu merupakan spontanitas para kader dan relawan di daerah.
Hasto menilai tidak ada unsur politisasi dari pemasangan baliho dan spanduk di daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
“Tidak ada. Kami ini spontanitas semua. Jadi partai ketika rakyat menjadi korban, segera turun. Bahkan dari Dewan Pengurus Luar Negeri PDI Perjuangan di Belanda saja turun gotong-royong ke Semeru. Silakan dicek,” katanya seperti dikutip dari Tempo, Kamis (23/12/2021).
Ramai di media sosial bertebaran baliho Puan Maharani di sejumlah titik di daerah terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang. Baliho dan spanduk tersebut berisi keprihatinan serta kata-kata penyemangat untuk para korban dari Ketua DPR RI ini.
Menanggapi kritikan publik yang mengarah kepada PDIP, Hasto mengatakan hal itu wajar dalam negara demokrasi. Sebab, katanya, PDIP menganggap kritik masyarakat sebagai penyemangat dan acuan untuk pembenahan partai.
Meski demikian, ia berharap agar kritik yang beredar tidak menutupi upaya Puan Maharani dan kader PDIP dalam membantu para korban. “Jadi yang harus dilihat, sebelum Mbak Puan turunkan seluruh kader, partai juga sudah bergerak di lapangan terlebih dahulu,” ujar Hasto.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo mengatakan pemasangan baliho dan spanduk bisa jadi sebagai upaya mencitrakan kehadiran Ketua DPR itu di tengah masyarakat. Sebab, menurutnya, spanduk dan baliho akan menciptakan citra diri secara konstan di masyarakat.
“Secara visual spanduk dan baliho ini cenderung membangun political memory di masyarakat. Sehingga saat publik melihat gambar tersebut berulang-ulang, maka akan timbul preferensi pemilih yang sifatnya dogmatif,” katanya. [wip]