(IslamToday ID) – Satu orang dilaporkan tewas dalam sebuah aksi demonstrasi warga menolak tambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng). Massa demonstrasi terpaksa dibubarkan polisi karena sudah menjelang tengah malam.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan akan menyelidiki kasus tersebut. Sejauh ini ada empat anggota kepolisian yang tengah diperiksa oleh Propam terkait dugaan pelanggaran disiplin.
“Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapapun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku,” kata Rudy, Senin (14/2/2022).
Unjuk rasa penolakan tambang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang pada Sabtu (12/2/2022). Mereka menuntut Pemerintah Sulteng menutup tambang emas milik PT Trio Kencana yang memiliki lahan konsesi di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Tinombo Selatan.
Sejumlah ruas jalan mereka tutup sejak pukul 12.00 hingga 00.00 waktu setempat. Polisi lalu melakukan negosiasi agar massa membubarkan diri, mengingat waktu sudah memasuki tengah malam.
“Kapolres telah mengimbau demonstran sebanyak empat kali. Penutupan jalan dilakukan massa aksi sejak pukul 12.00-24.00 WITA yang berujung pada penindakan,” kata Rudy.
Negosiasi tak berjalan mulus. Polisi lantas membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Namun, sejenak kemudian, masuk laporan tentang warga tewas tertembak. Kepolisian lantas memeriksa empat orang anggotanya terkait dugaan pelanggaran disiplin.
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto menyebut Propam juga telah menyita seluruh senjata api untuk diperiksa lebih jauh.
“Tadi yang diperiksa sudah empat orang, kemudian seluruh senpi-senpi pendek dikumpulkan oleh Kabid Propam dan dilakukan pengecekan peluru dari mana,” kata Didik.
Selain itu, polisi juga menangkap 59 orang yang melakukan demo. Mereka kedapatan membawa serpihan batu, peluncur, dan bom molotov. Saat ini masih diperiksa oleh pihak kepolisian. [ant/wip]