(IslamToday ID) – TNI AL menyatakan benda mirip rudal bertuliskan “Made in USA” yang ditemukan nelayan di bibir Pantai Dadang Bila, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) adalah Side Scan Sonar (SSS). Benda jenis tersebut sering ditemukan nelayan di wilayah perairan tersebut.
“Benda ini sering sekali ditemukan di sekitar Kepulauan Selayar oleh masyarakat setempat,” kata Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari seperti dikutip dari CNN Indonesia, Ahad (20/2/2022).
Ia mengatakan hal itu terjadi karena Selat Sulawesi merupakan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) yang sangat ramai dilalui baik kapal sipil maupun militer.
“Tentunya, mereka tidak sekadar lalu lalang atau lewat, namun bisa jadi mereka punya misi-misi tersendiri, memanfaatkan perairan Indonesia, khususnya ALKI II ini,” katanya.
Benny menerangkan, Side Scan Sonar merupakan alat survei di bawah air dengan dioperasikan dari sebuah kapal, kemudian alat ini akan mentransfer data-data yang berada di bawah laut.
“Alat ini merupakan alat survei bawah air, yang mana alat ini berfungsi bilamana ditenggelamkan ke air dengan cara fungsi kerjanya di-towing oleh kapal mothership-nya. Yang mana data yang diambil diperoleh alat ini akan ditransfer melalui kabel data ke mothership-nya atau kapal men-towing. Sehingga data tersebut akan dikumpulkan, record di dalam mothership-nya,” ungkap Benny.
Meski demikian, ia belum dapat memastikan pemilik dari Side Scan Sonar ini. Menurutnya, benda ini dapat digunakan dengan kapal militer maupun kapal sipil.
“Bisa kapal itu secara sipil atau militer, yang mana bisa milik asing atau bisa dalam negeri. Tentunya data yang bisa diambil tentang keadaan dalam laut mulai dari suhu, salinitas, arus, pasang surut, terus seismeik, termasuk sumber daya alam itu bisa mineral ataupun sumber daya alam yang bisa di eksplorasi dan eksploitasi,” jelasnya.
Tapi, lanjut Benny, bisa saja untuk kepentingan militer, mengingat jalur ALKI II ini cukup dalam untuk antisipasi berkaitan dengan kepentingan rudal-rudal kapal selam.
“Jalur ALKI II sampai ke lautan Aru atau Banda sampai ALKI III sangat ideal untuk manuver kapal selam. Tapi kita tidak bisa berandai-andai, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Nanti Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL bisa merekam ulang hasil data yang ada di dalam alat ini,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama (Laksma) TNI Julius Widjojono menyatakan benda mirip rudal bertuliskan “Made in USA” itu bukanlah rudal. “Bukan rudal,” katanya.
Ia mengatakan benda mirip rudal tersebut sudah diambil dengan menggunakan KRI Fatahilah 361 untuk selanjutnya diserahkan ke Lantamal VI Makassar. “Sudah diambil dari lokasi dengan menggunakan KRI Fatahilah 361 menuju Lantamal VI Makasar,” ujarnya.
Benda tersebut akan diteliti dan dianalisa lebih komprehensif. Penelitian akan melibatkan Pusat Hidro-Osenaografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), Dinas Penelitian Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal) maupun tenaga ahli dari perguruan tinggi. [wip]